Pendahuluan
Tubuh yang kita dengan bentuk, sifat, dan cirri tertentu merupakan kombinasi dari pewarisan sifat yang diturunkan dari ayah dan ibu. Faktor yang menentukan sifa makhluk hidup tersebut disebut gen. Gen merupakan fakor penentu sifat makhluk hidup yang diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Ilmu yang mempelajari gen disebut genetika. Dari hasil penelitian Ilmuan di dalam gentika, ternyata penurunan sifat tersebut mengikuti pola-pola tertentu. Pola-pola tersebut disebut dengan pola-pola hereditas.
Pengertian Hereditas
Hereditas adalah
penurunan sifat keturunan dari generasi ke generasi. Penurunan sifat tersebut melibatkan gen dan
kromosom. Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat induk pada keturunannya
melalui gamet dengan mengikuti aturan tertentu.
Prinsip-prinsip pewarisan tersebut dikemukakan oleh Mandel.
Prinsip-prinsip
Mandel tersebut dijabarkan oleh sarjana Amerika Walter Stanborough Sutton
sebagai pola-pola hereditas dan menjelaskan tentang kromosom sebagai berikut:
- Jumlah kromosom yang dikandung oleh sel sperma dan sel telur adalah sama, yaitu separuh dari jumlah kromosom sel tubuh.
- Organisme baru sebagai hasil fertilisasi ovum oleh sperma mengandung dua perangkat kromosom (diploid) pada setiap selnya, seperti halnya tiap sel induknya.
- Dalam meiosis, kedua perangkat kromosom memisah secara bebas.
- Bentuk dan identitas setiap kromosom adalah tetap, sekalipun melalui proses pembelahan meiosis dan mitosis. Begitu pula masing-masing gen sebagai usaha factor menurun adalah mantap.
Persilangan atau hibridisasi adalah proses mempertemukan gamet jantan dan gamet betina pada individu sejenis yang berbeda varietas.
Tujuan persilangan adalah untuk mendapatkan individu yang memiliki sifat unggul
Ilmuan pertama yang meneliti pewarisan sifat adalah Johann Gregor Mendel (Austria, 1857 – 1865) adalah Bapak Genetika yang melalakukan percobaan perkawinan silang pertama pada kacang kapri (Pisum sativum)
Percobaan mandel
Dalam percobaannya, Mandel menggunakan kacang ercis (Pisum sativum), karena:
- Dapat melakukan penyerbukan sendiri
- Mudah dilakukan penyerbukan silang
- Cepat menghasilkan keturunan
- Mempunyai keturunan yang banyak
- Antar varietas kacang ercis memiliki pasangan sifat beda yang kontras.
Dari hasil percobaanya tersebut, Mandel
menyusun beberapa hipotesis, yaitu:
- Sifat pada organisme atau individu dikendalikan oleh factor keturunan dari induknya baik jantan maupun betina atau laki-laki dan perempuan.
- Setiap pasang factor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya seperti tinggi atau rendah, bulat atau keriput, dan sebagainya.
- Bila factor itu terdapat bersama-sama dalam satu keturunan maka factor dominant akan menutupi factor resesif.
- Pada waktu pembentukan gamet (pembelahan meiosis) alala akan memisah secara bebas.
- Individu murni mempunyai pasangan sifat yang sama yaitu dominant saja.
Hukum
Mandel
a.
Hukum
Mandel 1: Principles of segregation
(tentang Prinsip segresi/pemisahan secara bebas)
”Pada pembentukan
gamet, pasangan gen atau alela akan disegresikan (dipisahkan dan
didistribusikan) ke dalam sel gamet.
Segregation of Allelic Genes (pemisahan gen yang sealela)”.
b.
Hukum
Mandel 2: Principles of Independent Assortment
(Prinsip pasangan-pasangan /pengelompokan secara bebas)
”Pada pembentukan
gamet, gen-gen yang memisah dari suatu
pasangannya (alela) akan secara bebas berkelompok dengan gen-gen lain dari
pasangan gen”.
Beberapa
istilah dan symbol dalam persilangan
- P = perental (induk)
- F = fillius (anak/keturunan)
- Hibrid (sifat beda) meliputi
- Monohibrid = 1 sifat beda
- Dihibrid = 2 sifat beda
- Trihibrid = 3 sifat beda
- Genotif = sifat yang tidak tampak pada makhluk hidup yang ditentukan gen
- Fenotif = sifat yang tampak pada makhluk hidup
- Alal = gen-gen yang saling berpasangan, misalnya HH, Hh, MM, Mm, mm
- Homozigot = individu yang memiliki pasangan alel yang sama, misalnya HH, hh
- Heterozigot = individu yang memiliki pasangan alel yang tidak sama, misalnya Hh, Mm.
- Gamet = sel kelamin (gamet jantan adalah sperma, sedangkan gamet betina adalah ovum)
- Dominan = sifat yang menang (dilambangkan dengan huruf besar)
- Resesif = sifat yang kalah (dilambangkan dengan huruf kecil)
- Intermediet (kodominan) = sifat antara dominan dengan resesif
Intermediet
Kodominan (Semi Dominan)
Kodominan adalah alel yang tidak
seluruhnya menutupi ekspresi alel resesif, sehingg ajika individu bergenotif
heterozigot ia memiliki fenotif perantaraan antara yang homozigot dominan dan
homozigot resesif.
Contoh kodominan adalah pada golongan darah
Golongan darah sistem ABO
Golongan
darah |
Aglutinogen
(antigen) dalam eritrosit |
Aglutinin
(antibodi) dalam eritrosit |
Rumus |
Genotif |
A |
A |
|
(A, ) |
IAIA
atau IAI0 |
B |
B |
|
(B, ) |
IAIA
atau IAI0 |
AB |
A dan B |
- |
(AB, -
) |
IAI0 |
O |
- |
dan |
(-) |
I0I0 |
Golongan darah sistem MN
Golongan
darah |
Antigen |
Genotif |
M |
M |
LMLM |
N |
N |
LNLN |
MN |
M dan N |
LMLN |
RUMUS-RUMUS
PERSILANGAN
Jumlah macam gamet |
2n (n=alel heterozigot |
Jumlah macam fenotif pada F2 |
2n |
Jumlah macam genotif pada F2 |
3n |
Jumlah kombinasi pada F2 |
(2n )2 |
Menentukan
macam gamet dengan menggunakan diagram garpu (branced system)
Misalnya suatu individu memiliki genotif
AaBbCc, maka jumlah macam gametnya = 2n = 23= 8
Macam gametnya
adalah:
Menentukan
ratio fenotif dengan segitiga Pascal
Jumlah
sifat beda |
Kemungkinan
fenotif |
Jumlah
macam fenotif |
1 2 3 4 5 |
1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1 |
2 4 8 16 32 |
PERSILANGAN MONOHIBRID
a. Monohibrid Dominan
Persilangan
monohibrid adalah persilangan yang memperlihatkan satu sifat beda.
Misalnya: Jika disilangkan jambu berwarna merah dengan jambu berwarna putih, dimana warna merah bersifat dominan sedangkan putih bersifat resesif dan kemudian F1 nya dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri, maka ratio genotif dan fenotif F2 nya adalah sebagai berikut:
P MM ><
mm
(Merah) (putih)
Gamet M m
F1 Mm
(Merah)
P2
Mm >< Mm
(Merah) (Merah)
Gamet M, m M
m
F2 MM = merah
Mm = merah
Mm = merah
mm = putih
Perbandingan
genotif MM :
Mm : mm
1 :
2 : 1
25% 50%
25%
Perbandingan
fenotif : merah : putih
3 :
1
75% 25%
a. Monohibrid Intermediet
Intermediet
merupakan gen yang sama kuat, yaitu bila terjadi pertemuan antara dua gen yang
berbeda maka akan menimbukan sifat antara keduanya.
Misalnya: Jika disilangkan jambu berwarna merah
dengan jambu berwarna putih, Hasil dari persilangan tersebut diperoleh
F1 berwarna merah muda. Jika F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan
sendiri, maka ratio genotif dan fenotif
F2 nya adalah sebagai berikut:
P MM >< mm
(Merah) (putih)
Gamet M m
F1 Mm
(Merah muda)
P2
Mm >< Mm
(Merah muda) (Merah muda)
Gamet M, m M
m
F2 MM = merah
Mm = merah muda
Mm = merah muda
mm = putih
Perbandingan
genotif MM :
Mm : mm
1 :
2 : 1
25% 50%
25%
Perbandingan
fenotif : merah : merah muda:
putih
1 : 2 :
1
25% 50% 25%
PERSILANGAN DIHIBRID
Persilangan dihibrid adalah persilangan
yang memperlihatkan dua sifat beda.
Misalnya persilangan kacang ercis berbiji halus berwarna kuning dengan kacang ercis berbiji keriput berwarna hijau. dimana biji halus warna kuning bersifat dominan sedangkan biji keriput warna hijau bersifat resesif. F1 dari hasi persilangan tersebut dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri, maka ratio genotif dan fenotif F2 nya adalah sebagai berikut:
P
HHKK >< hhkk
(halus kuning) (keriput hijau)
Gamet H,
K h, k
F1 HhKk
(halus kuning)
P2
HhKk >< HhKk
(halus kuning) (halus kuning)
Gamet H
K = HK
k = Hk
h K =
hK
k = hk
F2
Cara I
|
HK |
Hk |
hK |
hk |
HK |
HHKK (halus
kuning) |
HHKk (halus
kuning) |
HhKK (halus
kuning) |
HhKk (halus
kuning) |
Hk |
HHKk (halus
kuning) |
HHkk (halus
hijau) |
HhKk (halus
kuning) |
Hhkk (halus
hijau) |
hK |
HhKK (halus
kuning) |
HhKk (halus
kuning) |
hhKK (keriput
kuning) |
hhKk (keriput
kuning) |
hk |
HhKk (halus
kuning) |
Hhkk (halus
hijau) |
hhKk (keriput
kuning) |
hhkk (keriput
hijau) |
Cara 2
1 KK = 1 HHKK (halus kuning)
1 HH 2 Kk
= 2 HHKk (halus kuning)
1 kk = 1 HHkk (halus hijau)
1 KK = 2 HhKK (halus kuning)
2 Hh 2 Kk
= 4 HhKk (halus kuning)
1 kk = 2Hhkk (halus hijau)
1 KK = 1 hhKK (keriput kuning)
1 hh 2 Kk
= 2 hhKkl (keriput kuning)
1 kk = 1 hhkk (keriput
hijau)
Perbandingan genotif F2
HHKK : HHKk : HHkk : HhKK : HhKk: Hhkk :
hhKK : hhKk : hhkk
1 2 1
2 42 1 2 1
Perbandingan fenotif:
Halus kuning : halus hijau : keriput kuning: keriput hijau
9 :
3 : 3
: 1
TEST CROSS
Test cross merupakan persilangan
keturunan pertama F1 dengan individu homozigot resesif (hh)
Misalnya:
BACK CROSS
Back cross merupakan persilangan keturunan pertama F1
dengan individu homozigot dominant (HH)
Misalnya:
PERSILANGAN
RESIPROK
Misalnya:
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM
MANDEL
1. Atavisme (Interaksi beberapa pasang gen),
Diamati pada jengger ayam
R-P- : walnut/sumpel
R-pp : ros/mawar
rrP- : pea/biji
rrpp : single/bilah
Perbandingan fenotif F2: Walnut: ros :
pea : single
9
: 3 :
3 : 1
2.
Epistasis (gen
yang menutupi gen lain) dan Hipostasis (gen
yang ditutupi gen lain)
Diamati pada biji
gandum
H-K- : hitam
H-kk : hitam
hhK- : kuning
hhkk : putih
H epistasis,
sedangkan K hipostasis
Perbandingan fenotif
F2: hitam: kuning: putih
12
: 3 : 1
3.
Polimeri (gen
berganda)
Diamati pada biji
gandum
A-B- :
merah
A-bb :
merah
aaB- :
merah
aabb :
putih
Perbandingan
fenotif F2: merah: putih
15
: 1
4.
Kriptomeri (gen yang tersembunyi,
dan baru nampak bila bertemu gen dominan pasangannya)
Diamati pada
bunga Linaria maroccana
A-B- : ungu
A-bb :
merah
aaBb :
putih
aabb :
putih
Perbandingan
fenotif F2: ungu: merah: putih
9 : 3
: 4
5. Komplementer (gen yang saling berinteraksi dan saling melengkapi)
Diamati pada
manusia tuli dan bisu
D-E : normal
D-ee : tuli bisu
ddE- :
tuli bisu
ddee :
tuli bisu
Perbandingan
fenotif F2: normal : tuli bisu
9
: 7
ALEL
GANDA
TAUTAN
(RANGAKAIAN SEMPURNA)
a. Tautan
Sis
b. Tautan
Trans
TAUTAN
DAN PINDAH SILANG
GEN
LETHAL
Gen lethal adalah gen yang dalam keadaan
homozigot menyebabkan kematian. Ada dua
jenis gen lethal, yaitu:
-
Gen lelthal dominan, yaitu gen yang
dalam keadaan homozigot dominan menyebabkan kematian. Umumnya individu penderita mengalami kematian
sebelum dilahirkan (lethal prenatal), contoh:
1. Ayam
Redep (creeper)
- CC : lethal
- Cc : creeper
- Cc : normal
Perbandingan
redep : normal = 2 : 1
2. Tikus
kuning
- YY : lethal
- Yy : kuning
- Yy : normal
Perbandingan : kuning: normal (kelabu) = 2 : 1
3. Brakhidaktili (jari pendek)
- BB : lethal (meningal sejak embrio)
- Bb : braktidaktili
- bb : normal
-
Gen
lethal resesif, yaitu gen yang dalam keadaan homozigot resesif
menyebabkan kematian. Umumnya
menyebabkan kematian setelah kelahiran (postnatal), meliputi:
1. Albino
pada tumbuhan, misalnya pada jagung albino, dimana ia tidak dapat membentuk
klorofil.
- GG: normal dengan daun hijau normal
- Gg: normal dengan daun hijau kekuningan
- Gg: albino (lethal)
Perbandingan hijau
normal : hijau kekuningan = 1 : 2
2. Ichtyosis
kongenita, merupakan kelainan genetik berupa kulit kering, bertanduk, dan pada
permukaan tubuhnya terdapat bendar-bendar berdarah.
- II: normal
- Ii: normal carier
- Ii: ichtyosis kongenita (lethal), meninggal dalam kandungan
3. Sickle
cell anemia, merupakan kelainan pada sel darah merah dimana sel darah merah
berbentuk bulan sabit. Penderita memiliki hemoblogin S. Sedangkan orang normal memiliki hemoglobin A. Penderita mengalami anemia hebat hemoglobin
tidak mampu mengikat oksigen sehingga kadar oksigen dalam tubuh berkurang.
- SS: normal
- Ss: normal, namun memiliki campuran eritrosit normal dan yang berbentuk bulan sabit.
- Ss: lethal, pertumbuhan terhambat, perusakan sel darah, dan peradangan. Umumnya penderita meninggal sejak bayi atau kanak-kanak.
DETERMINASI
SEKS
Pada tubuh makhluk hidup ada dua macam
kromosom, yaitu:
Kromosom tubuh (autosom): Pada tubuh manusia mengandung 46
kromosom.
- Pada wanita setiap sel tubuhnya mengandung 22AA + XX
- pada laki-laki 22 AA + XY.
Kromosom seks (gonosom).
- Pada laki-laki ada 2 macam sperma, yaitu 22A + X dan 22A + Y
- Pada wanita hanya ada satu macam ovum, yaitu 22 A + X
Penentuan
jenis kelamin
a.
Tipe XX, XY, terdapat pada manusia dan
mamalia
- XX pada betina
- XY pada jantan (yang menentukan jenis kelamin)
b.
Tipe ZW, ZZ, terdapat pada beberapa
insekta dan beberapa vertebrata, seperti ikan, reptil, dan burung
- ZW pada betina (yang menentukan jenis kelamin)
- XZ pada jantan
c.
Tipe ZO, ZZ, terdapat pada bebera jenis
ngengat dan unggas.
- ZO pada betina (di baca Z nol) (yang menentukan jenis kelamin)
- ZZ pada jantan
d.
Tipe XX, XO (terdapat pada serangga
golongan Heteroptera dan Orthoptera.
- XX pada betina (yang menentukan jenis kelamin) 22A + XX
- XO pada jantan (di baca Z nol) yang menentukan jenis kelamin. 23A + XO
HEREDITAS
PADA MANUSIA
Hereditas merupakan pewarisan sifat dari
induk (orang tua) kepada keturunannya.
Penyelidikan genetika pada manusia lebih sulit dibandikan
penyelidikan pada tumbuhan dan hewan, karena:
- Perkawinan manusia tidak dapat dipaksakan
- Geranasi manusia lama, satu generasi sekitar 25 tahun
- Keturunan manusia tidak banyak, sehingga rasio klasik mandel jarang tercapai
- Eksperimen mutasi pada manusia tidak dapat dilakukan.
Metode
penyelidikan genetika pada manusia
Metode penyelidikan
genetika pada manusia adalah dengan membuat peta silsilah keluarga (pedigrae)
Beberapa pewarisan sifat yang diturunkan dari induk
kepada keturunannya:
1)
Jenis kelamin XX (wanita), XY (laki-laki). Jenis kelamin anak manusia ditentukan oleh
jenis spermatozoa dari ayahnya.
2)
Golongan darah
Sistem ABO (golongan A, B, AB, dan O)
- Golongan A : IAIA, IAIO
- Golongan B : IBIB, IBIO
- Golongan AB : IAIB
- Golongan O : IOIO
Sistem MN
(golongan M, N, dan MN)
- Golongan M : IMIM
- Golongan N : ININ
- Golongan MN : IMIN
Sistem Rh
(Golongan Rh+ dan Rh-)
- Golongan Rh+ : IRHIRH ; IRHIRh
- Golongan Rh- : IRhIRh
3)
Rambut
- Bentuk rambut, keriting dan lurus. Keriting bersifat dominan.
- Warna rambut hitam dan pirang. Hitam bersifat dominan
4)
Warna iris pada mata (Mata berpigmen,
meliputi coklat, hitam, dan kelabu lebih dominan dari pada mata biru)
5)
Warna Kulit, memiliki tipe:
- SSTT : kulit hitam (negro)
- SSTt dan SsTT : kulit coklat tua
- SsTt, ssTT, dan SStt : sawo matang
- Sstt, dan sTt : coklat mua
- sstt : kulit albino sama sekali tidak berigmen.
B. Penyakit Menurun pada Manusia
Penyakit
Menurun terpaut Autosom (kromosom tubuh)
a.
Terpaut autosom dominant
1)
Polidaktili (jari tangan atau kaki lebih satu atau ada yang bercabang),
dikendalikan oleh gen dominan
PP : polidaktili
Pp : polidaktili
pp : normal
2)
Syndactili (jari-jari tangan atau kaki
ada yang bergabung
3)
Braktidaktili, (jari-jari pendek karena ruas-ruas jarinya pendek),
dikendalikan gen dominan
BB : meninggal
Bb : braktidaktili
bb : normal
4)
Diabetes Mellitus (DM), terganggunya fungsi insulin pada
pankreas. Insulin berfungsi mengubah glukosa menjadi glikogen, DM dikendalikan
oleh gen resesif dominan
DD : normal
Dd
: normal
dd
: diabetes mellitus
5)
Kebotakan, dikendalikan gen homozigot
dominan sering menyerang laki-laki dan jarang menyerang wanita, karena estrogen
yangdihasilkan wanita mampu menghalangi kebotakan.
BB : kebotakan
Bb : pada laki-laki dapat menimbulkan kebotakan,
pada wanita tidak
Bb : normal
6)
Keratosis, (Kulit mengalami penebalan
oleh keratinatah zat tanduk)
7)
Thalassemia,
ThTh : thalasemia mayor, lethal
Thth : thalasemia minor
thth : normal
8)
Akhondroplasia (tulang, kerdil, kaki pendek, dan ukuran kepala
besar serta dahi menonjol dengan intelegensia normal
9)
Kemampuan mengecap kertas PTC (Phenil
Thiocarbamida)
b. Terpaut autosom resesif
1)
Cystric Fibrosia (CF)
2)
Gangguan mental (imbisil, debil, dan
idiot), dikendalikan homozigot resesif
AA
: normal
Aa
: normal
aa
: idiot
3)
Albinisme, dikendalikan homozigot
resesif (AA, Aa normal, aa albino)
AA
: normal
Aa
: normal
aa
: albino
4)
Anemia bulan sabit (Sickle
cell anemia) (bentuk sel darah seperti bulan sabit) (SS, Ss normal,
ss penderita)
5)
Ichtyosis kongenita (kulit
kering, bertanduk dan permukaannya terdapat bendar-bendar berdarah) (II, Ii
normal; ii penderita) bayi penderita biasanya meninggal dalam kandunga.
Penyakit
Menurun terpaut gonosom (kromosom seks) atau sex linkage
- Terpaut Kromosom X
Ciri:
- Penderita laki-laki maupun wanita,
- Kemungkinan laki-laki penderita lebih besar
- Wanita akan mengalami penderita jika dalam keadaan homozigot. Dalam keadaan heterozigot berifat normal carrier (pembawa)
Beberapa penyakit
yang terpaut kromosom X
1)
Buta Warna yaitu tidak dapat membedakan
warna
XCbXCb
: wanita normal
XCbXcb
:
wanita carrier
XcbXcb
: wanita buta warna
XCbY :
laki-laki normal
XcbY :
laki-laki buta warna
2)
Hemofilia yatu darah lambat membeku karena tidak memiliki factor pembeku darah (factor VIII
atau factor IX).
XHY : laki-laki normal
XhY : laki-laki hemofili
XHXH
: wanita normal
XHXh
:
wanita normal (carier)
XhXh : wanita hemofili letal)
3)
Gigi tidak bergeraham (amolar), gigi susu
tumbuh, tetapi gigi geraham tidak tumbuh
4)
Anadontia (Gigi ompong) seseorang tidak
memiliki gigi sama sekali sejak lahir
XAXA=
wanita normal
XAXa=
wanita normal heterozigot
XaXa=
wanita penderita anadontia
XAY=
laki-laki normal
XaY=
laki-laki penderita anadontia
5)
Anenamel (Gigi berwarna coklat karena tidak
beremail) sehingga gigi mudah rusak
XBXB=
wanita anamamel
XBXb=
wanita anamamel
XbXb=
wanita normal
XBY=
laki-laki anamamel
XbY=
laki-laki normal
6) Muscular
distropi (otot kisut)
7) Andhidrotic
ectoderrma (tidak berfungsinya kelenjar keringat
8) Juvenil
glaucoma (pengerasan bola mata)
9) Miopi
(rabun dekat)
10)
Rabun senja
Pada Drosophila
melanogaster, gen mata merah terpaut kromosom kromosom X yang bersifat
dominan.
XMXM = betina mata merah
XMXm = betina mata merah
XM = jantan mata merah
XmY = Jantan mata putih
- Terpaut
Kromosom Y
Ciri:
- Penderita laki-laki (hanya diturunkan pada laki-laki)
- Laki-laki penderita, seluruh anak laki-laki yang dihasilkan penderita
- Anak wanita yang dihasilkan semuanya normal
Beberapa penyakit
yang terpaut kromosom X
(1)
Hystic
gravior (rambut kasar seperti duri landak, seluruh tubuh berambut termasuk muka)
genotif XYhg
(2) Webbed Toes (pertumbuhan
selaput di antara jari-jari seperti kaki bebek atau kaki katak)
Genotif XYwt
(3)
Hypertrichosis (pertumbuhan rambut pada daun telinga)
Genotif XYh hypertrichosis
Kelainan
karena ketidaknormalan jumlah kromosom
GAGAL
BERPISAH (NONDISJUNCTION)
Gagal berpisah merupakan kegagalan
pertama atau lebih kromosom memisahkan diri ketika melakukan pembelahan
meiosis. Gagal berpisah umumnya
merupakan kasus mutasi pada tahap anafase. Akibat gagal berpisah menyebabkan kromosom
menjadi abnormal. Gagal berpisah dapat
terjadi pada kromosom kelamin maupun kromosom tubuh.
a.
Gagal berpisah pada kromosom kelamin
Kemungkinan yang teradi pada peristiwa gagal berpisah
pada kromosom kelamin manusia:
Pada laki-laki
(22AA + XY), kemungkinan yang terjadi jika gagal berpisah maka kromosom
kelaminnya dapat:
22A + XY
22A + XO
Pada wanita (22AA
+ XX), kemungkinan yang terjadi jika gagal berpisah maka kromosom kelaminnya
dapat:
22A + XX
22A + XO
Akibat dari gagal
berpisah tersebut jika terjadi
fertilisasi akan menyebabkan kelainan sebagai berikut:
Wanita super
(22AA + XXX), dengan ciri:
- Jenis kelamin wanita
- Umumnya meninggal pada saat anak-anak
- Perkembangan organ tubuh tidak sempurna
Laki-laki super
(sindrom Jacbs) (22AA + XXY)
- Jenis kelamin laki-laki
- Emosional
- Agresif
- Kurang dapat menahan diri
- Tinggi
Sindrom turner
(22AA + XO), dengan ciri:
- Jenis kelamin wanita
- Tubuh pendek
- Leler pendek dan terdapat lipatan kesamping
- Dada lebar
- Payudara dan rambut kelamin tidak tumbuh
- Pinggul sempit
- Steril
- Intelegensi kurang
- Libido rendah
Sindrom
klineferter (22AA + XXY), dengan ciri:
- Jenis kelamin laki-laki
- Kaki panjang
- Payudara membesar
- Testis mereduksi
- Pinggul lebar
- Dada kecil
- Steril
- Intelegensi kurang
b.
Gagal berpisah pada kromosom tubuh
Beberapa kelainan
akibat gaal berpisah pada kromosom tubuh:
Sindrom Down (45A X+XY), terjadi akibat gagal berpisah pada kromosom
nomor 21, dengan ciri penderita:
- Tubuh pendek
- Muka bulat
- Mulut terbuka
- Kelopak bagian atas memiliki lipatan
- Gigi tidak teratur dan kotor
- Ujung lidah membesar dan keluar dari mulut
- Hidung lebar dan datar
- Intelegensi rendah
- Wajah tampak gembira
- Tidak resisten terhadap penyakit
- Memiliki kelainan pada jantungnya
Sindrom Patau, terjadi akibat gagal berpisah pada kromosom
nomor 13, dengan ciri penderita:
- Kepala kecil
- Mata kecil
- Sumbing
- Langit-langit terbelah
- Kemunduran mental
- Terjadi kelainan pada pembentukan otak
- Umumnya meninggal setelah proses kelahiran
Sindrom Edward, terjadi akibat gagal berpisah pada kromosom
nomor 18, dengan ciri penderita:
- Tubuh kecil dan lemah
- Kepala pipih
- Kemunduran mental
- Umumnya meninggal sebelum usia 1 tahun
TEORI
KEMUNGKINAN
Teori ini digunakan untuk menentukan
kemungkinan seorang menghasilkan keturunan dengan jenis kelamin, sifat, atau
kelainan genetis tertentu.
Rumus:
(a + b)2
a dan b =
kejadian atau peristiwa yang terpisah
n = banyaknya
percobaan
Contoh:
Pasangan pengantin baru berencana
memiliki 4 orang anak. Berapakah
kemungkinan anak-anak mereka terdiri untuk memperoleh anak:
a.
2 anak laki-laki 2 perempuan
b. 3
perempuan 1 laki-laki
c. Semuanya laki-laki
Jawab
Diketahui
n = 4
kemungkinan laki-laki ½
kemungkinan perempuan ½
(a + b)4
= (1a4 + 4a3b1
+ 6a2b2 + 4a1b3 + 1b4)
a.
Kemungkinan 2 laki-laki dan 2 perempuan=
6a2b2 = 6(1/2)2(1/2)2 = 6/16
b. Kemungkinan
1 laki-laki 3 perempuan = 4a1b3 = 4(1/2)1(1/2)3
= 4/16
c.
Kemungkinan semua laki-laki = 1b4
= 1(1/2)4= 4/16
2.
Pasangan suami istri normal, masing-masing membawa sifat albino. Berapakah kemungkinan:
a.
Semua anak normal
b.
2 anak normal, 1 albino
Diketahui
n = 3
kemungkinan normal = ¾
kemungkinan albino =1/3
(a + b)3
= (1a3 + 3a2b1
+ 3a1b2 + 1b3)
a.
Kemungkinan semua anak normal = 1a3
= (3/4)3 = 27/64
b. 2 anak
normal, 1 albino = 3a2b1
= 3(3/4)2(1/4)1 = 27/64
CARA
MENGHINDARI CACAT GENETIK
- Tidak menikah dengan penderita cacat menurun
- Menghindari pernikahan dengan kerabat dekat
- Meningkatkan kualitas lingkungan, gizi dan senantiasa menjaga kesehatan
- Konsultasi dengan orang yang ahli dibidang genetika sebelum melakukan pernikahan.
PENERAPAN KONSEP GENETIKA
UNTUK MEMPEROLEH BIBIT UNGGUL
Untuk memperoleh bibit unggul dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
- Dengan perkawinan silang (hibridisasi), yang meliputi:
- Inbreeding (mengawinkan ternak jantan dengan betina yang masih ada hubungan famili)
- Cross breeding (mengawinkan ternak jantan dengan betina yang bergalur murni)
- Upgrading (mengawinkan ternak jantan yang telah diketahui mutunya dengan betina dari daerah setempat)
- Purebreeding (mengawinkan ternak jantan dan betina yang sama bangsanya
- Dengan seleksi
- Dengan mutasi buatan
Video