Gambar ekosistem
(sumber: kartikamedia.blogspot.com)
Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan system yang didalamnya terdapat hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu yang mempelajari ekosistem adalah ekologiPengertian Ekologi
Ekologi berasal dari kata oikos = rumah atau tempat hidup, dan logos = Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel. Menurut Ernest Haeckel (Zoologiwan asal Jerman 1834 – 1914), ekologi adalah suatu kajian terhadap hubungan timbal balik (interaksi) antar organisme dan antar makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ruang lingkup ekologi
Ruang lingkup ekologi mencakup dua aspek, yaitu:
o Lingkungan, merupakan tempat dan segala sesuatu yang terdapat di sekitar organisme, yang meliputi lingkungan biotic dan abiotik.
o Interaksi antar komponen, yaitu hubungan antar komponen yang mencakup hubungan antar individu, dalam populasi, hubungan antar populasi, hubungan antar komunitas, serta hubungan antara komponen biotic dengan abiotik.
Komponen Penyusun Ekosistem
Komponen-komponen penyusun ekosistem meliputi komponen biotik, dan komponen abiotik
Komponen biotik
Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri atas semua makhluk hidup, yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme. Antar komponen biotic satu dengan yang lainnya saling terjadi interaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Komponen abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem selain makhluk hidup, yang meliputi: udara, air, tanah, cahaya, iklim, dan topografi.
Udara
Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan udara antara lain:
Suhu (temperatur)
Suhu mempengaruhi berlangsunya proses kimia dalam tubuh organisme. Setiap organisme memiliki batas-batas suhu minimal, optimal, dan maksimal. Oleh karena itu setiap organisme selalu beradaptasi untuk mendapatkan suhu yang optimum.
Kelembaban, merupakan jumlah uap air di udara. Kelembaban berpengaruh terhadap temperatur (suhu) lingkungan. Setiap organisme memiliki batas-batas kelembaban minimal, optimal, dan maksimal. Oleh karena itu setiap organisme selalu beradaptasi untuk mendapatkan kelembaban yang optimum.
Angin
Angin disebabkan karena terjadinya perbedaan tekanan udara. Angin sangat berperan dalam penyebaran biji atau spora, menjadi media dalam penyerbukan tumbuhan, dan menjadi perantara terjadinya hujan.
Intensitas cahaya
Intensitas cahaya merupakan banyaknya cahaya yang menyinari suatu lingkungan. Perbedaan letak daerah dipermukaan bumi berpengaruh terhadap besarnya intensitas cahaya. Cahaya merupakan sumber energi utama bagi semua makhluk hidup.
Air.
Air merupakan kebutuhan pokok setiap organisme. Lebih dari 50% penyusun tubuh organisme terdiri atas air. Dalam tubuh organisme air digunakan sebagai media hidrolisis atau pelarut pada reaksi kimia dalam tubuh. Pada makhluk hidup yang hidup di lingkungan air, air mutlak digunakan untuk kehidupannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan air antara lain:
Salitinitas (kadar garam), merupakan jumlah berat garam (NaCl), dalam satuan gram, yang terkandung dalam setiap liter air. Berdasarkan kadar garamnya, air dibedakan 3 jenis, yaitu seperti pada table berikut:
Tebel jenis air berdasdarkan kadar salinitasnya
Jenis air Kadar garam /salinitas
Air tawar < 5 ppm
Air payau 5 – 35 ppm
Air asin > 35 ppm
Curah hujan, merupakan banyaknya hujan yang tercurah di suatu daerah dalam waktu tertentu. Satuan curah hujan adalah cm/tahun. Curah hujan akan mempengaruhi jenis organisme yang hidup di suatu daerah.
Arus
Ombak
Penguapan
Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan tanah, antara lain:
pH (derajat keasaman), menentukan jenis tanah, apakah bersifat asam (pH < 7), netral (pH = 7), atau basa (pH > 7).
Garam mineral, merupakan unsur hara, atau unsur mikro dalam tanah yang dibutuhkan tumbuhan
Tekstur tanah merupakan komposisi partikel tanah, yang menentukan penyerapan air oleh tanah.
Iklim
Topografi
Topografi merupakan perbedaan letak di bumi. Perbedaan letak di bumi akan mempengaruhi perbedaan berbagai faktof lingkungan, seperti suhu, iklim, curah hujan, dan intensitas cahaya. Akibat adanya perbedaan letak di bumi ini akan mempengaruhi penyebaran (distribusi) makhluk hidup.
Satuan Organisme dalam Ekosistem
Makhluk hidup memiliki tingkat organisasi dari yang paling kecil hingga tingkat yang paling kompleks. Tingkat organisasi kehidupan tesebut yaitu:
Sel, merupakan satuan structural dan fungsional terkecil dari suatu makhluk hidup.
Jaringan, merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Organ, merupakan kumpulan beberapa jaringan untuk melaksanakan fungsi tertentu di dalam tubuh.
System organ, merupakan kumpulan berbagai organ yang bekerja sama melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh
Organisme /individu, merupakan satuan organisme tunggal yang berdiri sendiri.
Species/jenis, merupakan makhluk hidup yang mampu melakukan perkawinan alami antara sesamanya (interbreding) dan menghasilkan keturunan yang fertile.
Populasi, merupakan kelompok makhluk hidup yang terdiri dari species yang sama
Komunitas, merupakan kelompok organisme dari berbagai populasi yang hidup saling berinteraksi dalam suatu habitat tertentu.
Ekosistem, merupakan bagian utama dari biosfer yang didalamnya terdapat komunitas hewan dan tumbuhan yang saling berinteraksi beserta lingkungan abiotiknya.
Biosfer, merupakan lapisan bumi tempat makhluk hidup berada.
Macam-Macam Ekosistem
Secara garis besar, ekosistem dibedakan atas ekosistem darat dan ekosistem peraian. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Komponen-komponen factor biotik dalam ekosistem
Berdasarkan fungsinya, komponen-komponen factor biotik dalam ekosistem dikelompokkan sebagai berikut:
Produsen, merupakan organisme yang mampu membuat makanan sendiri dengan mensintesis bahan anorganik menjadi bahan organic melalui proses fotosintesis. Produsen disebut juga organisme autotrof (mampu membuat makanan sendiri). Makhluk hidup yang termasuk produsen meliputi tumbuhan dan ganggang.
Konsumen, merupakan organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri (heterotrof). Untuk mendapatkan makanannya ia memakan organisme lain baik tumbuhan maupun hewan. Konsumen disebut juga organisme yang mampu menelan dan mencerna makanannya. Berdasarkan jenis makanan yang dimakannya, konsumen dibedakan:
Herbivore, merupakan konsumen pemakan tumbuhan, misalnya kambing, kerbau dan rusa.
Karnivora, merupakan konsumen pemakan hewan, misalnya srigala dan harimau.
Omnivore, merupakan konsumen pemakan tumbuhan dan hewan, misalnya manusia dan tikus.
Scavenger, merupakan konsumen pemakan makanan yang ditinggalkan organisme lain, misalnya anjing hutan, burung gagak yang memakan makanan yang ditinggalkan oleh singa.
Detritivor, merupakan hewan pemakan detritus (hancuran, remukan, atau bagian bagian lembut dari organisme yang sudah terurai atau lapuk). Organisme yang termasuk detritus antara lain: rayap, cacing, teripang, luwing, dan lain-lain.
Perombak (pengurai), merupakan mikrorganisme yang mampu mengubah molekul organic menjadi anorganik atau menguraikan organisme mati atau sisa-sisa produk organisme menjadi zat anorganik sehingga dapat digunakan kembali oleh organisme autotrof. Organisme yang termasuk pengurai adalah bakteri dan jamur.
Aksi Interaksi
Pengertian Aksi Interaksi
Aksi = gerakan, tindakan, atau sikap; interaksi = hubungan yang saling mempengaruhi
Aksi interaksi adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara komponen biotic dengan biotik dan komponen biotic dengan abiotik.
Akibat dari aksi interaksi terbentuk rantai makanan, jaring-jaringan makanan, aliran energi, daur/siklus materi (siklus biogeokimia), dan kompetisi.
Penyebab terjadinya aksi interaksi
Terjadinya aksi interaksi disebabkan karena setiap makhluk hidup ingin memenuhi kebutuhannya, yang meliputi kebutuhan: energi, makanan, oksigen, air, mineral, ruangan, dan reproduksi.
Aksi interaksi makhluk hidup meliputi:
o Aksi interaksi antar individu dalam populasi
o Aksi interaksi antar populasi dalam komunitas
o Aksi interaksi antar komunitas dalam ekosistem
o Aksi interaksi antar factor biotic dengan abiotik
Interaksi Individu dalam Populasi
Interaksi individu dalam populasi terdiri atas:
Interaksi yang saling menguntungkan, meliputi:
o Hubungan perkembangbiakan
o Hubungan tolong menolong dalam melaksanakan pekerjaan, misalnya koloni tawon atau rayap dalam membangun rumah.
o Hubungan tolong menolong dalam mendapatkan makanan, misalnya kerjasama semut dalam mengangkat makanan ke dalam sarang
o Hubungan tolong menolong dalam menghadapi ancaman, misalnya pembagian kerja pada lebah, dimana ada yang menjadi raja, ratu, pekerna, dan tentara yang menjaga kerajaannya dari ancaman.
Interaksi kompetisi, meliputi:
o Kompetisi dalam memperoleh makan
o Kompetisi dalam memperoleh air
o Kompetisi dalam memperoleh energi
o Kompetisi dalam memperoleh tempat tinggal/wilayah kekuasaan
o Kompetisi dalam memperoleh pasangan
Interaksi Populasi dalam Komunitas
Bentuk interaksi populasi dalam komunitas meliputi:
Netral, yaitu hubungan yang tidak saling mempengaruhi, misalnya ayam dengan sapi yang hidup pada suatu tempat yang sama.
Kompetisi/persaingan, yaitu hubungan persaingan dalam memperoleh sesuatu misalnya, misalnya persaingan memperoleh makanan, daerah kekuasaan, energi, dan lain-lain. Di dalam persaingan, organisme yang menang akan menjadi penguasa, sedangkan organisme yang dikalahkan akan mushan atau meninggalkan tempat.
Komensalisme, yaitu hubungan antarindividu dari populasi yang berbeda dimana satu individu mendapat keuntungan, namun individu yang lain tidak diuntukan, namun tidak juga dirugikan, misalnya Anggrek yang hidup menempel pada pohon Akasia.
Mutualisme, yaitu hubungan antarindividu dari populasi yang berbeda yang keduanya saling menguntungkan, misalnya
Protokoperasi, yaitu hubungan antarindividu dari populasi yang berbeda yang keduanya menyatu saling menguntungkan, misalnya lichens (lumut kerak) yang merupakan interaksi antara ganggang hijau biru dengan jamur.
Predasi, yaitu hubungan pemangsaan, diamana satu individu memangsa individu lain pada organisme yang berbeda, misalnya harimau memangsa rusa, elang memangsa ayam.
Gambar Predasi
Parasitisme, yaitu hubungan organisme yang hidupnya menempel pada organisme populasi lain dan memakan bagian tubuh organisme yang ditumpanginya, misalnya benalu yang hidup pada pohon mangga, dan bakteri Micobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC pada manusia.
Berdasarkan letak menempelnya pada inang, organisme parasit dibedakan atas:
• Ectoparasit, yaitu parasit yang menempel pada bagian luar tubuh inang, seperti kutu yang hidup dikepala manusia
• Endoparasit, yaitu parasit yang hidup di dalam tubuh inang, seperti cacing pita yang hidup di dalam usus sapi.
Perbedaan parasit dengan predasi adalah sebagai berikut:
Predator Parasit
Organisme yang dimangsa langsung di bunuh Organisme yang ditumpanginya tidak dibunuh
Pemangsa memakan seluruh tubuh organisme yang dimangsa Predator hanya memakan bagian tubuh organisme inang.
Ukuran pemangsa lebih besar atau sama dengan organisme yang dimangsa Ukuran organisme parasit lebih kecil dari pada hewan inang
Interaksi Komunitas dalam Ekosistem
Interaksi antar komunitas terjadi antar individu dalam suatu komunitas dengan individu lain dari komunitas yang berbeda, misalnya Interaksi antara burung elang yang hidup dikomunitas darat dengan ikan yang hidup di laut.
Interaksi antara komponen biotic dengan abiotik
Interaksi antara komponen biotic dengan abiotik terjadi dalam hal:
• Pengambilan dan perpindahan energi, melalui aliran energi
• Pengambilan dan perpindahan materi, melalui siklus materi
Rantai Makanan
Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lain melalui proses memakan dan dimakan dengan urutan tertentu.
Contoh rantai makanan:
tumbuhan ---- ulat -----burung pipit------burung elang
Berdasarkan komponen tingkat tropiknya, rantai makanan dibedakan:
• Rantai makanan perumput, komponen tingkat trofik pertamanya adalah tumbuhan hijau
Contoh: padi-----tikus -----ular------elang
K 1 K 2 K 3 K4
• Rantai makanan detritus, komponen tingkat trofik pertamanya adalah detritus (hancuran tumbuhan atau hewan yang sudah terurai atau gapuk.
Contoh: detritus-----cacing -----burung ------elang
K 1 K 2 K 3 K4
Dalam rantai makanan terjadi aliran energi dan siklus /daur materi
Jaring-Jaring Makanan
Jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan atau peristiwa makan memakan yang berhubungan satu sama lain yang digambarkan dalam bentuk jarring-jaring yang kompleks.
Contoh jaring-jaring makanan
Gambar jaring-jaring makanan (Sumber: Koleksi Penyusun)
Piramida ekologi
Piramida ekologi merupakan piramida yang menggambarkan tingkat trofik (tingkat makanan) dalam suatu ekosistem. Piramida ekologi terdiri atas piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
• Piramida jumlah
Piramida jumlah didasarkan atas jumlah individu yang menduduki suatu trofik atau satuan luas (m2).
Permasalahan piramida jumlah adalah taraf trofik tidak selalu tepat dan bentuk piramida dapat berubah-ubah, seperti:
• Piramida biomassa
Piramida biomassa menggambarkan massa atau berat individu dalam gram berat kering/m2 pada suatu waktu
Permasalahan piramida biomassa adalah terjadinya perubahan massa jika terjadi perubahan iklim, seperti:
Pada musim hujan rumput tumbuh subur sehingga massanya per m2 menjadi bertambah
Pada musim kemarau rumput tumbuh tidak subur sehingga massanya per m2 menjadi berkurang
• Piramida energi
Piramida energi menggambarkan besarnya energi yang dibutuhkan oleh organisme yang menempati setiap tingkat trofik.
Keuntungan piramida energi adalah:
Memperhitungkan kecepatan produksi
Masa 2 jenis organisme yang sama tidak selalu memiliki energi yang sama
Tidak ditemukan piramida terbalik
Aliran Energi
Pengertian energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. Satuan energi secara internasional adalah Joule (J), sedangkan satuan energi secara tradisional/konvensional adalah Kalori (Kal). 1 Joule = 0,293 kalori; 1 kalori = 4,186 Joule.
Hukum tentang energi
Hukum Thermodinamika I: “Energi dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain, tetapi energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”. Misalnya energi cahaya matahari dapat diubah menjadi energi kimia oleh tumbuhan, energi kimia dapat diubah menjadi energi gerak (pada hewan atau manusia).
Hukum Thermodinamika II:
a. “Bahwa setiap terjadi perubahan bentuk energi selalu terjadi degradasi energi dari bentuk energi terpusat menjadi bentuk yang tersebar”. Misalnya untuk melakukan gerak diperlukan banyak energi, namun tidak semua energi tersebut yang dibutuhkan untuk bergerak, karena sebagian terbuang pada saat respirasi.
b. “Bahwa dalam proses transformasi energi tidak akan terjadi transformasi energi yang mempunyai efisiensi 100%”. Misalnya pada proses fotosintesis, hanya sedikit energi yang dapat diubah menjadi energi potensial dalam bentuk makanan, kaerna sebagian besar energi cahaya matahari berubah menjadi energi panas yang tidak dapat dipergunakan.
Sumber Energi
Sumber energi bagi seluruh kehidupan adalah cahaya matahari. Energi matahari diubah oleh tumbuhan menjadi energi kimia berupa zat makanan. Energi kimia dari tumbuhan diubah menjadi energi gerak oleh manusia atau hewan memakan tumbuhan tersebut.
Banyaknya energi cahaya yang dapat diterima oleh tumbuhan satu dengan yang lain berbeda-beda, tergantung pada letak ketinggian daerah dari permukaan laut dan adanya penutupan suatu daerah, misalnya penutupan oleh tumbuhan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan energi:
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimushankan
Energi tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat kembali ke matahari.
Energi panas yang tersebar ke alam tidak dalam dipergunakan lagi.
Energi dapat disimpan.
Energi yang dapat disimpan oleh makhluk hidup hanya sedikit, karena sebagian digunakan untuk respirasi, aktivitas, reproduksi, dan pertumbuhan.
Setiap konsumen dalam tingkat trofik mendapatkan energi yang lebih rendah dari energi yang didapat oleh konsumen sebelumnya, karena sebagian energi tersebut terbuang saat respirasi, aktivitas, reproduksi, dan pertumbuhan oleh organisme pada konsumen sebelumnya.
Pengurai merupakan batas akhir penggunaan energi.
Urutan Aliran Energi
Urutan aliran energi adalah sebagai berikut
Gambar Aliran Energi (Sumber: Koleksi Penyusun)
Siklus materi
Urutan siklus materi adalah sebagai berikut
Siklus biogeokimia (siklus materi)
Siklus biogeokimia adalah siklus unsure/senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik dan biotic dan mengalami perpindahan dari organisme satu ke organisme lain serta beredar kembali ke lingkungan fisik (abiotik). Senyawa atau unsur-unsur kimia yang diperlukan organisme, di antaranya adalah sebagai berikut: karbon, oksigen, nitrogen, hydrogen, air, sulfur, dan daur sediment.
• Siklus nitrogen
Nitrogen di atmosfer terdapat dalam bentuk N2. 80% gas yang terdapat di udara adalah nitrogen. Nitrogen merupakan bahan pembentuk asam amino (protein). Manusia dan hewan memerlukan nitrogen dalam bentuk protein. Sedangkan tumbuhan memerlukan nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-). Melalui proses asimilasi, tumbuhan mengubah nitrat menjadi protein.
Siklus nitrogen adalah sebagai berikut:
Jika ada halilintar atau petir, akan menyebabkan terjadinya persenyawaan antara N2 di atmosfer dengan H2 dan O2 yang kemudian terbawa oleh air hujan (H2O) dan ikut terbawa ke tanah dengan turunnya hujan menjadi NO3- (nitrat) dan NO2- (Nitrit). Nitrat (NO3-) dapat diserap oleh tumbuhan.
Kotoran hewan, urin, tumbuhan dan hewan yang mati akan diurai oleh bakteri menjadi ammonium dan amoniak (NH3). Amonium lalu diubah menjadi nitrat (NO3-) oleh bakteri Nitrosomonas.
Gambar siklus nitrogen (Sumber: Koleksi Penyusun)
• Siklus karbon
Di atmosfer karbon terdapat dalam bentuk CO2. Di dalam air, karbon terdapat dalam bentuk CO2 terlarut. Manusia dan hewan memperoleh karbon dalam bentuk karbohidrat yang diperoleh dari tumbuhan. Karbohidrat tersebut akan digunakan untuk membentuk energi dalam tubuh manusia dan hewan.
Siklus karbon adalah sebagai berikut:
CO2 dihasilkan dari:
- Dari hasil metabolisme atau pengubahan zat makanan menjadi ATP (energi), pada manusia dan hewan yang dikeluarkan melalui proses pernapasan.
- CO2 juga dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara).
- CO2 juga dihasilkan dari proses pembusukan kotoran organsime atau pembusukan organisme yang telah mati (tumbuhan, hewan, dan manusia) oleh organisme pengurai.
Penggunaan CO2
- CO2 digunakan oleh tumbuhan pada saat fotosintesis. CO2 tersebut kemudian di ubah menjadi karbohidrat atau amilum dalam proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau, ganggang, dan fitoplankton.
- Manusia dan hewan memperoleh karbon dalam bentuk karbohidrat atau amilum ketika memakan tumbuhan yang mengandung karbohidrat.
- Dari hasil metabolisme atau pengubahan zat makanan menjadi ATP (energi), manusia dan hewan mengeluarkan CO2 ke atmosfer, dimana CO2 tersebut kemudian akan digunakan kembali oleh tumbuhan untuk fotosintesis.
Saat ini kadar CO2 diatmosfer semakin meningkat, karena semakin banyaknya penggunaan bahan pembakaran fosil dan semakin banyaknya tumbuhan yang ditebang dimana tumbuhan tersebut berfungsi menyerap CO2.
• Siklus oksigen
Di dalam tubuh oksigen diperlukan untuk proses oksidasi atau pembakaran zat makanan untuk diubah menjadi ATP atau energi pada proses metabolisme. Oksigen diperoleh melalui proses pernapasan, dimana organisme menghisap oksigen dan mengeluarakan karbondioksida.
Di atmosfer oksigen terdapat dalam bentuk O2 dan di alam air oksigen terdapat dalam bentuk oksigen terlarut.
Siklus oksigen adalah sebagai berikut:
- Oksigen dihasilkan dari proses fotosintesis tumbuhan dan ganggang, dimana tumbuhan, ganggang, dan fitoplankton pada saat fotosintesis menyerap CO2 dan melepaskan O2 dan uap air ke atmosfer sebagai zat sisa dari proses fotosintesis.
- Ketika bernapas, manusia dan hewan menghisap oksigen (O2) dan melepaskan zat sisa metaboisme berupa CO2 dan uap air H2O.
- CO2 akan diserap tumbuhan dan ganggang pada saat terjadi proses fotosintesis, dan kemudian dilepaskan oksigen (O2), dimana oksigen tersebut kemudian akan dihisap oleh manusia dan hewan pada saat respirasi.
Gambar siklus oksigen dan karbon (Sumber: Koleksi Penyusun)
• Siklus air
Di dalam tubuh air diperlukan untuk membantu dalam hidrolisis pada reaksi metabolisme
Gambar siklus air (Sumber: Koleksi Penyusun)
Siklus air dibedakan atas :
• Siklus pendek
Proses siklus pendek air adalah sebagai berikut
Air laut, sungai, danau, dan rawa mengalami penguapan akibat teriknya panas sinar matahari. Dari percikan ombak pun akan terbentuk uap air.
Dengan bantuan angin uap air tersebut diterbangkan ke angkasa dan selanjutnya uap air tersebut mengalami kondensasi dan terbentuklah titik-titik air.
Kumpulan titik-titik air diangkasa tersebut akan kembali jatuh ke bumi sebagai hujan.
• Siklus panjang
Proses siklus pendek air adalah sebagai berikut:
Respirasi tumbuhan, hewan, manusia, hasil fotosintesis tumbuhan, dan aktivitas manusia seperti memasak akan menghasilkan uap air.
Dengan bantuan angin uap air tersebut diterbangkan ke angkasa dan selanjutnya uap air tersebut mengalami kondensasi dan terbentuklah titik-titik air.
Kumpulan titik-titik air diangkasa tersebut akan kembali jatuh ke bumi sebagai hujan.
• Siklus belerang (S)
Sulfur atau belerang merupakan unsur penting penyusun protein. Di alam sulfur terdapat di kerak bumi dalam bentuk sulfat (SO42 -). Tumbuhan memperoleh sulfur dalam tanah ini dalam bentuk sulfat (SO42 -). Manusia dan hewan mendapatkan sulfur dari memakan tumbuhan.
Siklus sulfur (belerang) adalah sebagai berikut:
o Tumbuhan atau hewan yang mati akan diurai oleh jasad renik menjadi gas berbau busuk (H2S) atau SO2 (dimetil sulfide), dan SO42- (sulfat). Secara alami gunung berapi pun menghasilkan sulfat atau berelang. Begitu pula dengan hasil pembakaran minyak bumi dan batu bara dari asap pabrik atau kendaraan bermotor akan menghasilkan SO2. Jika gas SO2 hasil buangan asap kendaraan di udara terlalu banyak, maka gas tersebut akan bereaksi dengan air hujan menjadi asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam yang sangat merugikan ekosistem.
o Oleh tumbuhan sulfat diserap melalui akar untuk kemudian dalam proses asimilasi akan terbentuk menjadi protein.
o Jika manusia dan hewan memakan tumbuhan yang berprotein, maka protein akan masuk ke dalam tubuh manusia maupun hewan. Manusia, hewan, dan tumbuhan yang mati akan diurai oleh mikroorgansme, dan kandungan sulfurnya akan dilepaskan kembali ke alam.
• Siklus fosfor
Fosfor merupakan bahan pembentuk tulang manusia maupun hewan, sebagai bahan pembentuk asam nukleat (protein), dan ATP (energi). Manusia dan hewan mandapatkan melalui memakan tumbuhan.
Gambar siklus fosfor (Sumber: Koleksi Penyusun)
Siklus fosfor adalah sebagai berikut:
o Tumbuhan atau hewan yang mati, feses, dan urin organisme akan diurai menjadi fosfat orgaik yang kemudian akan diubah menjadi fosfat anorganik oleh aktivitas bakteri. Secara alami gunung berapi pun menghasilkan sulfat atau berelang. Begitu pula dengan hasil pembakaran minyak bumi dan batu bara dari asap pabrik atau kendaraan bermotor akan menghasilkan SO2. Jika gas SO2 hasil buangan asap kendaraan di udara terlalu banyak, maka gas tersebut akan bereaksi dengan air hujan menjadi asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam yang sangat merugikan ekosistem.
o Oleh tumbuhan sulfat diserap melalui akar untuk kemudian dalam proses asimilasi akan terbentuk menjadi protein.
o Jika manusia dan hewan memakan tumbuhan yang berprotein, maka protein akan masuk ke dalam tubuh manusia maupun hewan. Manusia, hewan, dan tumbuhan yang mati akan diurai oleh mikroorgansme, dan kandungan sulfurnya akan dilepaskan kembali ke alam.
Produktivitas Ekosistem
Produktivitas ekosistem merupakan kecepatan biomassa dalam suatu komunitas atau ekosistem dalam kurun waktu tertentu yang diukur dalam berat/luas/waktu.
Produktivitas ekosistem dibedakan atas:
Produktivitas primer, terdiri atas:
• Produktivitas primer kotor (PPK), yaitu kecepatan produsen menyimpan energi cahaya menjadi bahan organic /satuan luas/satuan waktu. Setiap ekosistem memiliki produktivitas primer kotor yang berbeda, tergantung pada cahaya, air, karbondioksida, dan factor-faktor lainnya.
• Produktivitas primer bersih (PPB), yaitu energi yang disimpan dalam tubuh makhluk hidup. Tidak semua energi yang diterima dapat disimpan dalam tubuh, sebaga sebagian besar energi telah terbuang saat aktivitas, respirasi, bergerak, reproduksi, dan terbuang dalam bentuk panas. PPB inilah yang masuk ke dalam tubuh konsumen berikutnya.
Produktivitas sekunder, merupakan kecepatan penimbunan energi potensial oleh konsumen dan dekomposer.
TIPE EKOSISTEM
Tipe ekosistem ditentukan dari factor biotic yang dijumpai pada lingkungan abiotik tertentu.
Tipe ekosistem meliputi:
• Ekosistem laut
• Ekosistem pantai
• Ekosistem air tawar
• Ekosistem darat
1. EKOSISTEM LAUT
Ciri-ciri ekosistem laut
Ciri-ciri ekosistem laut adalah sebagai berikut:
Salinitas atau kadar garamnya tinggi, dimana 75% mineral air laut didominasi oleh NaCl (garam)
Ekosistem laut Tidak terlalu dipengaruhi oleh factor iklim dan cuaca
Suhu di daerah permukaan lebih tinggi dibandingkan suhu di kedalaman.
Pengelompokan daerah pada ekosistem laut
a. Pengelompokan daerah pada ekosistem laut secara vertical
Secara vertical, daerah ekosistem laut dibedakan atas:
Daerah litoral, yaitu daerah yang berbatasan dengan darat (disebut juga daerah pasang surut)
Daerah neritrik, yaitu daerah dengan kedalaman sekitar 200 m dari permukaan laut dan dapat ditembus cahaya matahari.
Daerah batial, yaitu daerah laut dengan kedalaman 200 – 2.000 m
Daerah absial, yaitu daerah laut dengan kedalaman lebih dari 1.500 m. Di daerah ini cahaya matahari tidak dapat masuk sehingga gelap
Daerah hadal, yaitu daerah laut dengan kedalaman lebih dari 4.000 m. Di daerah ini cahaya matahari tidak dapat masuk sehingga gelap
b. Pengelompokan daerah pada ekosistem laut secara horizontal
Daerah epipelagik, yaitu daerah antara permukaan sampai kedalaman air sekitar 200 m
Daerah mesopelagik, yaitu daerah antara kedalaman 200 – 1000 m
Daerah batiopelagik, yaitu daerah lereng benua dengan kedalaman 200 – 1500 m
Daerah absialpelagik, yaitu daerah dengan kedalaman mencapai 4000 m
Daerah hadalpelagik, yaitu daerah dengan kedalaman lebih dari 6000 m
c. Pengelompokan daerah pada ekosistem laut berdasdasarkan cahaya yang masuk
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam ekosistem laut, daerah ekosistem laut dibedakan:
Daerah fotik (eufotik), merupakan daerah yang masih mendapatkan sinar matahari dengan kedalaman kurang lebih 200 m. Pada daerah ini aktivitas fotosintesis lebih besar dari pada respirasi
Daerah disfotik, merupakan daerah yang mendapatkan sinar matahari remang-remang dengan. Pada daerah ini aktivitas fotosintesis lebih lebih kecil atau sama dengan respirasi
Daerah afotik, merupakan daerah yang tidak mendapatkan sinar matahari sehingga daerah ini gelap dan fotosintesis tidak ada sama sekali.
Pengelompokan organisme pada ekosistem laut
Berdasarkan sifat atau cara hidupnya, organisme pada ekosistem laut ataupun air tawar dikelompokkan sebagai berikut:
• Plankton, merupakan organisme air yang gerakannya pasif dan melayang mengikuti arus air, misalnya organisme-organisme renik (berukuran sangat kecil) pada perairan.
Berdasarkan jenisnya, plankton dibedakan atas:
o Fitoplankton, yaitu plankton tumbuhan (memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis)
o Zooplankton, yiatu plankton hewan (hewan berikuran kecil)
• Nekton, merupakan organisme air yang aktif dan bergerak bebas, misalnya ikan.
• Bentos, yaitu organisme air yang bergerak hidup di dasar perairan, misalnya bintang laut, karang laut, anemone, dan timun laut.
• Perifiton, yaitu organisme air yang hidupnya melekat atau merayap pada benda-benda yang mengapung di permukaan air laut, misalnya teritip, serangga air.
• Neuston, yaitu organisme kecil yang berenang atau di permukaan perairan, misalnya ubur-ubur,
d. EKOSISTEM PANTAI
Ciri-ciri ekosistem pantai
Terletak di daerah pertemuan antara laut dengan daratan, atau disebut juga daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut air laut
Terdapat hutan pantai yang terdiri dari dua formasi, yaitu
* Formasi Pes-ceprae, merupakan hutan pantai yang didominasi oleh tumbuhan Ipomea Pes-ceprae (telapak kabing) yang menjalar, berdaun tebal, dan tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan lain yang terdapat di formasi pes-ceprai ini adalah Spinifex littorius, vigna, Euphorbia, Crinum asiaticum, dan Pandanus sp.
* Formasi Barringtonia, didominasi oleh tumbuhan Barringtonia.
Estuari
Estuari merupakan daerah bertemunya sungai dengan laut yang dipagari oleh lempeng intertidal (rawa garam) yang luas. Salinitas di estuary dipengaruhi oleh pasang surut, artinya jika pasang salinitas akan naik, namun jika surut, maka salinitasnya akan turun
Berdasarkan salinitasnya, daerah estuary dibedakan atas:
* Oligohalin, merupakan daearh dengan salinitas rendah (0.5 – 3 ppt)
* Mesohalin, merupakan daearh dengan salinitas sedang (3 – 17 ppt)
* Polyhalin, merupakan daearh dengan salinitas tinggi (17– 30 ppt)
e. EKOSISTEM AIR TAWAR
Ciri ekosistem air tawar
Variasi suhu rendah
Iklim dan cuaca sangat mempengaruhi ekosistem air tawar
Salinitas air sangat rendah
Terdapat aliran air
Berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya ekosistem air tawra dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
Daerah litoral, yaitu daerah yang dangkal dan cahaya matahari dapat sampai ke dasar perairan
Daerah limnetik, yaitu daerah dimana cahaya matahari hanya sampai menembus kedalman tertentu
Profundal, yaitu daerah yang dalam dan tidak terjangkau cahaya matahari.
Ekosistem air tawar dibedakan atas:
Ekosistem air mengalir, yaitu sungai
Ekosistem air tenang, meliputi danau dan rawa
f. EKOSISTEM DARAT
1. Bioma gurun
Letak bioma gurun adalah di daerah tropic yang berbatasan dengan padang rumput
Ciri-ciri bioma gurun:
Pancaran sinar matahari sangat panas
Kecepatan penguapan (evaporasi) lebih tinggi dibandingan kecepatan pengendapan presipitasi
Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat tinggi, dimana saat siang suhu sangat tinggi, sedangkan saat malam suhu sangat rendah.
Hujan turun secara tidak teratur
Curah hujan rendah (25 cm/tahun)
Kelembaban udara sangat rendah
Tanah tandus dan gersang
Ciri Tumbuhan yang hidup di bioma gurun
Tumbuhan semusim umumnya berukuran kecil, berbunga, berbuah dan berbiji dengan jika turun hujan.
Tumbuhan menahun bersifat serofit, beradun kecil bahkan tidak berdaun, daun berlapis lilin, berduri, berapakar panjang, dan memiliki jaringan penyimpan air
Ciri Hewan yang hidup di bioma gurun
Hewan yang hidup di daerah gurun bertubuh kecil, mencari makan pada pagi dan malam hari, hidup di lubang-lubang, misalnya hewan pengerat, ular, kadal, kalajengking, katak, dan hewan bertubuh besar memiliki organ penyimpan air, misalnya unta.
2. Bioma hutan bakau
Letak bioma hutan bakau adalah di daerah subtropik hingga trpoik di sepanjang pantai yang landai
Ciri-ciri bioma hutan bakau adalah :
Didominasi oleh tumbuhan bakau
Kadar garam air dan tanah tinggi
Kadar oksigen air dan tanah rendah
Tumbuhan yang dijumpai di bioma hutan bakau memiliki daun tebal, kaku, dan berlaipis kutikula yang tebal, memiliki akar yang rapat dan kuat, bebarpa jenis memiliki akar tunggang, akar napas (pneumatofora) dan akar lutut yang berfungsi untuk menyerap oksigen dari udara. Beberapa jenis tumbuhan pada bioma hutan bakan adalah: Rhizopora, Avicenna, Bruguiera
Hewan yang dijumpai di bioma hutan bakau antara lain ikan, udang, kepiting, biawak, buaya, burung.
3. Bioma hutan basah / hutan hujan tropis
Letak bioma hutan basah adalah di daerah tropic dan subtropis yang banyak dijumpai di Amerika Tengah, Afrika, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dan Australia Bagian Utara
Ciri-ciri bioma gurun:
Keadaan hutan lembab dengan suhu sekitar 25oC.
Mengalami perubahan iklim setempat (iklim mikro)
Matahari bersinar sepanjang tahun.
Perubahan suhu dari waktu ke waktu hanya sedikit.
Ketinggian pohon mencapai 20 – 40 meter. Beberapa jenis pohon tingginya dapat lebih dari 40 m.
Pepohonan memiliki cabang yang banyak, berdaun lebat, dan membentuk tudung atau kanopi yang menyebabkan keadaan hutan menjadi gelap.
Hujan turun merata sepanjang tahun
Curah hujan tinggi (200 - 225 cm/tahun)
Tumbuhan yang hidup di bioma hutan basah sangat beragam. Tumbuhan khas yang dijumpai di bioma hutan basa adalah liana dan tumbuhan epipit, seperti anggrek.
Hewan yang hidup di bioma hutan basah antara lain harimau, burung, kera, badak, babi hutan, dll.
4. Bioma hutan gugur
Letak bioma hutan gugur adalah di daerah beriklim sedang, yaitu di daerah Amerika Serikat, Eropa, Asia Timur, Chili, dan Pegunungan Amerika Tengah
Ciri-ciri bioma hutan gugur:
Pada bioma hutan gugur terdapat 4 musim, yaitu musim dingin, panas, gugur, dan semi.
Ketinggian pohon mencapai 30 – 40 meter.
Pepohonan berdaun lebar dan menggugurkan daunnya pada musim dingin.
Hujan turun merata sepanjang tahun
Curah hujan tinggi (70 – 100 cm/tahun)
Tumbuhan yang hidup di bioma hutan gugur
Tumbuhan yang hidup di bioma hutan gugur berdaun lebar dan menggugurkan daunnya pada musim dingin. Beberapa jenis tumbuh yang hidup di bioma hutan gugur antara lain: Querqus sp (oak) dan Aler campester (maple)
Hewan yang hidup di bioma hutan gugur
Hewan yang hidup di bioma hutan gugur antara lain beruang, rusa, rakun, rubah, burung pelatuk, bajing, dll.
5. Bioma hutan lumut
Letak bioma hutan lumut adalah di daerah pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas kondensasi air.
Ciri-ciri bioma hutan lumut :
Didominasi oleh tumbuhan lumut
Permukaan tanah, bebatuan, dan tumbuhan ditutupi oleh lumut
Suhu lingkungan rendah dan kelembaban tinggi.
6. Bioma padang rumput
Letak bioma padang rumput adalah di daerah subtropic yang terbentang sampai daerah tropis.
Ciri-ciri bioma padang rumput:
Didiminasi oleh tumbuh rumput
Porositas tanah banyak, draninase cepat namun tidak teratur sehingga tumbuhan sukar untuk mengambil air.
Hujan turun secara tidak teratur
Curah hujan (25 – 50 cm/tahun)
Tumbuhan yang hidup di bioma padang rumput umumnya adalah jenis rumput-rumputan baik rumput yang pendek, misalnya Buffalo grasses, dan grana, hingga rumput yang panjangnya mencapai 3 m seperti Indian grasses dan Bluestem
Hewan yang hidup di bioma gurun antara lain bison, kanguru, zebra, jerapah, gajah, ular, singa, dan srigala
7. Bioma sabana
Letak bioma sabana adalah di daerah subtropik hingga trpoik, yaitu di Afrika, Nusa Tenggara, dan Australia
Ciri-ciri bioma hutan bakau adalah :
Didominasi oleh tumbuhan alang-alang
Sabana berasal dari hutan yang rusak yang dalam suksesi berikutnya terbentuk alang-alang.
Sabana dibedakan atas:
Sabana murni, yaitu hanya didominasi oleh satu jenis tumbuhan.
Sabana campuran, yaitu didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan.
Tumbuhan yang dijumpai di bioma sabana pada umumnya adalah rumput alang-alang.
Hewan yang dijumpai di bioma sabana antara lain kijang, zebra, macan tutul, singa, dll
8. Bioma taiga
Letak bioma taigaadalah di daerah utara Amerika Utara, Eropa, Asia yang terbentang di sebelah selatan pegunungan yang tinggi.
Ciri-ciri bioma taiga:
Suhu saat musim dingin sangat rendah sehingga membentuk salju
Saat musim panas pertumbuhan tanaman berlangsung antara 3 – 6 bulan.
Tumbuhan yang hidup di bioma hutan gugur
Tumbuhan yang hidup di bioma taiga adalah tumbuhan conifer, seperti Juniperus sp, betula sp, Alnus sp, dll.
Hewan yang hidup di bioma hutan gugur
Hewan yang hidup di bioma taiga antara lain: beruang, ajak, moose, dll.
9. Bioma tundra
Letak bioma tundra adalah di daerah kutub belahan bumi utara dengan ketinggian di atas 2500 meter.
Ciri-ciri bioma hutan bakau adalah :
Perbedaan musim panas dan dingin sangat mencolok.
Perubahan dari musim panas ke musim dingin sangat cepat.
Banyak dijumpai genangan-genangan air yang membeku, pada air yang dangkal gengangan air membeku sampai bagian dasarnya.
Tumbuhan yang dijumpai di bioma tundra memiliki cirri sebagai berikut:
Tumbuhan semusim masa pertumbuhannya sangat pendek, memiliki bunga yang mencolok dan berbunga serempak.
Saat musim dingin dumbuhan mengalami dormansi.
Hewan yang dijumpai di bioma tundra memiliki cirri antara lain:
Memiliki lapisan lemak yang tebal di bawah kulit untuk mengatur suhu tubuhnya
Pada musim panas hewan di bioma tundara berbulu gelap, sedangkan pada musim dingin berbulu putih.
Beberapa jeis hewan di bioma tundra antara lain: Caribou, Reindeer, Muskoxen, dan beruang kutub.
VIDEO 1 EKOSISTEM
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=V1df4zd7LVg
VIDEO 2
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=YQcRnaYyOhs
Pengertian suksesi
Suksesi adalah proses perubahan yagn berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbantuk komunitas baru yang berbeda dari komunitas semula.
Macam-macam suksesi
Berdasarkan kondisi awal habitat suatu lingkungan yang mengalami kerusakan, suksesi dibedakan atas:
• Suksesi primer
Suksesi primer adalah suksesi yang dimulai dari ekosistem yang mengalami kerusakan total, misalnya akibat letusan gunung berapi, dimana tidak ada lagi makhluk hidup yang dapat hidup di ekosistem tersebut. Suksesi primer ini diawali dengan tumbuhan pioneer (perintis). Yang termasuk tumbuhan perintis antara lain lichens (lumut kerak), ganggang, dan lumut.
Gambar letusan krakatau 1883 (Sumber: rovicky.wordpress.com) yang menyebabkan kerusakan ekosistem yang sangat parah. (kiri) dan gambar anak krakatau saat ini hasil dari proses suksesi primer (Sumber travelplusindonesia.blogspot.com)
• Suksesi sekunder
Suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi pada ekosistem yang mengalami kerusakan tidak parah, misalnya kerusakan akibat banjir, angina kencang, tsunami, penebangan hutan, dan pembukaan lahan.
Suksesi adalah proses perubahan yagn berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbantuk komunitas baru yang berbeda dari komunitas semula.
Macam-macam suksesi
Berdasarkan kondisi awal habitat suatu lingkungan yang mengalami kerusakan, suksesi dibedakan atas:
• Suksesi primer
Suksesi primer adalah suksesi yang dimulai dari ekosistem yang mengalami kerusakan total, misalnya akibat letusan gunung berapi, dimana tidak ada lagi makhluk hidup yang dapat hidup di ekosistem tersebut. Suksesi primer ini diawali dengan tumbuhan pioneer (perintis). Yang termasuk tumbuhan perintis antara lain lichens (lumut kerak), ganggang, dan lumut.
Gambar letusan krakatau 1883 (Sumber: rovicky.wordpress.com) yang menyebabkan kerusakan ekosistem yang sangat parah. (kiri) dan gambar anak krakatau saat ini hasil dari proses suksesi primer (Sumber travelplusindonesia.blogspot.com)
• Suksesi sekunder
Suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi pada ekosistem yang mengalami kerusakan tidak parah, misalnya kerusakan akibat banjir, angina kencang, tsunami, penebangan hutan, dan pembukaan lahan.
Gambar proses suksesi
Vidoe Suksesi
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=8ete_TBETnI
Akhir dari suksesi
Akhir dari suksesi adalah terbentuk komunitas klimaks (komunitas yang seimbang), yaitu komunitas yang ditandai dengan keseimbangan, dimana tidak terjadi pergantian dominasi lagi. Komunitas klimaks dapat terjadi karena dua faktor:
• Daya dukung lingkungan, yaitu kemampuan lingkungan untuk menyediakan segala sumber daya alam yang diperlukan oleh makhluk
• Daya lenting lingkungan, yaitu kemampuan lingkungan untuk pulih kembali.
Berdasarkan tempat terbentuknya, komunitas klimaks dibedakan 3 macam, yaitu
* Hidrosfer, yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar
* Halosfer, yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
* Xerosfer, yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.
Berdasarkan klimaksnya, ekosistem dibedakan atas:
• Monoklimaks, yaitu klimaks yang terjadi pada daerah dengan musim tertentu
• Poliklimaks, yaitu klimaks yang dipengaruhi oleh factor fisik yang salah satunya dominant, seperti factor tanah, tofografi, dan drainase.
Akhir dari suksesi adalah terbentuk komunitas klimaks (komunitas yang seimbang), yaitu komunitas yang ditandai dengan keseimbangan, dimana tidak terjadi pergantian dominasi lagi. Komunitas klimaks dapat terjadi karena dua faktor:
• Daya dukung lingkungan, yaitu kemampuan lingkungan untuk menyediakan segala sumber daya alam yang diperlukan oleh makhluk
• Daya lenting lingkungan, yaitu kemampuan lingkungan untuk pulih kembali.
Berdasarkan tempat terbentuknya, komunitas klimaks dibedakan 3 macam, yaitu
* Hidrosfer, yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar
* Halosfer, yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
* Xerosfer, yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.
Berdasarkan klimaksnya, ekosistem dibedakan atas:
• Monoklimaks, yaitu klimaks yang terjadi pada daerah dengan musim tertentu
• Poliklimaks, yaitu klimaks yang dipengaruhi oleh factor fisik yang salah satunya dominant, seperti factor tanah, tofografi, dan drainase.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan suksesi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan suksesi antara lain:
• Luas komunitas yang mengalami gangguan
• Jenis tumbuhan di sekitar komunitas
• Kehadiran pemencar benih
• Iklim
• Kecepatan angin
• Jenis substrat yang terbentuk
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan suksesi antara lain:
• Luas komunitas yang mengalami gangguan
• Jenis tumbuhan di sekitar komunitas
• Kehadiran pemencar benih
• Iklim
• Kecepatan angin
• Jenis substrat yang terbentuk
Video Suksesi
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=kA_r0UGKMW4