ASAL USUL KEHIDUPAN (MATERI)

PENDAHULUAN

Teori asal usul kehidupan adalah teori yang mengungkap dari mana kehidupan berawal. Untuk menjawab pertanyaan tersebut para ilmuan melakukan berbagai hipotesis dan penyelidikan untuk membuktikan dari mana kehidupan itu berawal. Dari hasil penyelidikannya tersebut muncullah berbagai teori tentang asal usul kehidupan diantaranya adalah teori abiogenesis, biogenesis, koamozoan, teori keadaan mantap dan teori neo abiogenesis.

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al Hadiid: 4)

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? “. (QS Al Anbiyaa’ : 30).


A. Teori Terbentuknya Bola Bumi

1) Teori Big-Bang

Menyatakan bahwa sebelum alam semesta terbentuk tidak terdapat apa-apa. Di dalam ketiadaan ini ada sebuah titik kecil, yang banyak materi dimampatkan dalam titik ini. Kemudian titik ini meledak, semua materi di dalamnya tersebar. Setelah itu mereka bergabung bersama untuk membentuk atom-atom pertama, kemudian dari atom-atom ini membentu bintang, matahari, bumi, dan planet-planet lain. Para ilmuan menamakan ledakan ini dengan Dentuman besar. Segala sesuatu dalam alam terbentuk dari dentuman ini.

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya”. (QS Al Anbiyaa’ : 30).


2) Teori Nebula

Menyatakan: “Beberapa miliar tahun lalu bintang-bintang angkasa yang tidak stabil meledak. Gas dan debu membentuk kabut (kabut asal) yang kemudian memadat, meledak kembali menghasilkan bintang-bintang dan planet- planet baru.

“Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak”. (Q.S. Ar Rahmaan: 37)


B. Teori Asal Usul Kehidupan

Beberapa teori yang berkaitan dengan asal usul kehidupan meliputi:

1) Teori Cosmozoic atau Kosmozoan, dikemukakan oleh Richter, 1865 yang didukung oleh Thompson, Helmholtz, dan Van Tieghan.

Menurut teori ini: “Benda-benda langit yang panas berpijar pada bagian permukaannya saja. Bagian dalamnya tetap dingin sehingga embrio suatu organisme yang menempati bagian dalam tetap hidup. Selanjutnya organisme- organisme itu menyebar sampai ke bumi dan tumbuh subur di bumi. Organisme-organisme tersebut kemudian berkembang dan berevolusi hingga menghasilkan seluruh spesies sekarang ini:.

Kesimpulan dari teori ini adalah:”Makhluk hidup berasal dari spora kehidupan yang barasal dari luar angkasa”.

2) Teori Kekekalan Hidup

Teori ini menyatakan bahwa: “Kekekalan abadi dalam kehidupan sudah ada sebelum bumi terbentuk dan selanjutnya menyebar ke seluruh alam raya”.

3) Teori Kreasi Khas

Menyatakan: “Kehidupan berasal dari super natural powar (tenaga supernatural)”.

4) Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)

Teori abiogenesis menyatakan bahwa “makhluk hidup berasal dari benda mati atau terjadi dengan sendirinya”. Teori Abiogenesis dipelopori oleh Aristoteles (384 – 422 SM) dan didukung oleh John Needham dan Antonie van Leeuwenhoek (1692 – 1723) asal Belanda.

Beberapa pendapat dari teori Abiogenesis meliputi:

Ikan berasal dari Lumpur
Protozoa berasal dari rendaman jerami
Bakteri berasal dari daging
Ulat dan belatung berasal dari daging
Tikus berasal dari biji gandum

5) Teori Biogenesis (Francescio Redi, Lazzaro Spalanzani, dan Louis Pasteur)

Teori biogenesis menyatakan bahwa “makhluk hidup berasal dari makhluk hidup” Pendukung teori biogenesis meliputi:

a. Franceso Redi (1626 – 1697) asal Italia

Franceso Redi melakukan eksperimen dengan daging yang dimasukkan ke dalam toples, toples ke 1 dibiarkan terbuka, toples ke 2 ditutup kain kasa dan toples 3 ditutup rapat.  Akhr percobaan ternyata dalam toples ke 3 tidak ditemukan belatung.

Kesimpulan:

Larva dan belatung dalam toples 1 dan 2 bukan berasal dari daging, melainkan berasal dari lalat yang hinggap pada daging maupun kasa dan meninggalkan telurnya.

b. Lazzaro Spalanzani (1729 – 1799) asal Italia

Laccaro Spalanzani melakukan percobaan dua buah labu yang diisi air kaldu. Labu ke 1 diisi kaldu, dipanaskan beberapa menit dan dibiarkan terbuka. Labu ke 2 disumbat gabus lalu dipanaskan. Kedua labu dibiarkan selama seminggu.

Kesimpulan:

Labu ke 1 berubah menjadi keruh dan banyak mengandung mikroba
Labu ke 2 tetap jernih dan tidak mengandung mikroba.

Kelemahan dari percobaan Lazzaro Spalanzani dalah tidak dijumpai oksigen pada percobaan ke 2 sebagai clan vital (gaya hidup) yang dapat membantah teori abiogenesis.

c. Luois Pasteur (1822 – 1895) asal Perancis

Luois Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu berleher angsa yang diisi air kaldu. Air kaldu tersebut dididihkan dan didiamkan. Setelah beberapa hari air kaldu tetap jernih tanpa ada mikroorganisme.  Namun bila labu dimiringkan hingga air kaldu menyentuh permukaan pipa, maka beberapa saat kemudian air kaldu berubah menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. Hal tersebut membuktikan bahwa mikroba dalam kaldu berasal dari mikroba yang bertebaran di udara.

Teori Biogenesis ini dirumuskan :

Omne vivum ex ovo (makhluk hidup berasal dari telur)
Omne vivum ex vivo (telur berasal dari makhluk hidup)
Omne vivum ex vivo (makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya)


6) Teori Keadaan Mantap

Menyatakan: “Kehidupan tidak berasal usul”.


7) Teori Evolusi Bio Kimia (Neo Abiogenesis)

Menyatakan: “Kehidupan muncul berdasarkan reaksi-reaksi biokimia yang kompleks”.


C. Teori Evolusi Kimia Asal Usul Kehidupan

Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”. (QS Al Anbiyaa’ : 30)

Teori Bio-Kimia (Neoabiogenesis)

1) Hipotesis Harold Urey (1893) Ahli Kimia Universitas Chicago (AS)

Hipotesis Harold Urey berpendapat bahwa: “pada masa tertentu atmosfer bumi mengandung uap metana (CH4), ammonia (NH3), air (H2O), dan hidrokarbon (H2). Akibat pengaruh radiasi sinar kosmis dan aliran listrik halilintar, zat tersebut saling bereaksi. Hasil reaksi tersebut berupa zat hidup yang susunannya diduga seperti virus. Zat hidup ini mengalami perkembangan selama jutaan tahun, membentuk berbagai makhluk hidup yang lebih kompleks.

Teorinya tersebut disebut teori Urey


2) Hipotesis Stanley Miler (1953)

  • Miller, murid Horold Urey membuktikan hipotesis Harold Urey dengan merancang alat percobaan yang diberi nama pesawat uratmospher.
  • Alat percobaan tersusun atas tabung kaca yang dilengkapi dengan kran-kran untuk memasukkan zat-zat yang diduga sudah ada di atmosfer purba, yaitu H2O, CH4, NH3, dan H2.
  • Gas tersebut dialirkan melalui suatu ruangan yang memiliki dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber listrik sehingga timbul loncatan bunga api listrik bertegangan tinggi (75.000 volt) sebagai pengganti kilatan halilintar pada zaman itu. Adanya listrik bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas dalam tabung saling bereaksi.
  • Hasil reaksi gas tersebut didinginkan menggunakan kondensor.
  • Kemudian ditampung pada lekukan pipa untuk selanjutnya dianalisis.
  • Ternyata hasil reaksi tersebut mengandung zat organic seperti asam amino, adenine, gula sederhana seperti ribose, dan bila dimasukkan fosfat akan terbentuk ATP (senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan).

3) J.B.S Haldane (Inggris)

J.B.S Haldane mengemukakan pendapat bahwa “reaksi molekul-molekul anorganik akan menghasilkan makhluk hidup pertama yang bersifat heterotrof.


4) Alexander Ivanovich Oparin (Rusia)

  • Dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Life (Asal Mula Terjadinya Kehidupan” ia menyatakan bahwa asal mula kehidupan berasal dari lautan melalui pembentukan senyawa CH4, NH3, H2, dan H2O dengan pengaruh energi panas, sinar matahari, petir, dan hujan akan bereaksi di lautan, sehingga menyebabkan pembentukan senyawa sederhana, semacam alcohol dan asam amino.
  • Senyawa sederhana tersebut selama jutaan tahun terus bereaksi sehingga membentuk senyawa yang lebih kompleks, seperti asam organic, purin, dan pirimidin, yang merupakan bahan pembentuk sel. Senyawa kompleks tersebut begitu melimpah dilautan maupun dipermukaan bumi sehingga membentuk primordial soup (sup purba).
  • Sop purba ini terus berkembang sehingga membentuk monomer.
  • Monomer bergabung membentuk polimer.
  • Polimer membentuk agregasi berupa protobion. Protobion merupakan bentuk sel hidup awal yang belum mampu bereproduksi, tetapi dapat memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya, juga mempu memperlihatkan sifat seperti metabolisme dan replikasi sebagai cirri hidup.
  • Salah satu tipe protobion adalah koaservat, yang merupakan agregat makromolekul yang bersifat hidfofobik. Substansi dalam koaservat selanjutnya membentuk enzim, kemudian terbentuklah selaput sel primitive yang tersusun atas senyawa lipida dan protein.

C. Asal Usul Organisme Prokaryotik dan Eukaryotik

  • Para ahli evolusi biologi telah sepakat bahwa sel-sel prokaryotik muncul sebelum sel-sel eukaryotik.
  • Sel-sel prokaryotik memiliki struktur lebih sederhana dibandingkan sel eukaryotik dan merupakan precursor bagi munculnya sel-sel eukaryotik sehingga diasumsikan bahwa sel-sel prokaryotik merupakan nenek moyang sel-sek eukaryotik.
  • Organisme prokaryotik diperkirakan merupakan organisme yang pertama terbentuk. Dugaan ini didasarkan pada belum adanya oksigen di atmosfer purba bumi dan tersedianya bahan organic. Organisme ini bersifat heterotrof dan anaerob. Organisme ini kemudian berkembang ke arah bakteri autotrof yang mampu berfotosintesis dan menghasilkan oksigen.
  • Stromatolit merupakan batuan sediment berbentuk kubah yang berlapis-lapis merupakan hasil kolonisasi bakteri dan Cyanobacteria. Diperkirakan Cyanobacteria merupakan organisme prokaryotik pertama dan diduga sebagai penyumbang terbesar terhadap meningkatnya konsentrasi oksigen di atmosfer bumi, sehingga mendukung eksistensi organisme di darat dan menyediakan atmosfer kaya oksigen dan untuk respirasi aerob.
  • Organisme prokaryotik diduga berkembang secara langsung atau spontan menjadi organisme eukaryotik dengan terbentuknya selaput tipis yang menyelubungi inti selnya. Organel sel seperti mitokondria dan kloroplast diduga sebagai hasil pelekukan-pelekukan pada bagian membrane sel lipoproteinnya.
  • Di duga ada endosimbion antara prokaryotik anaerob yang besar dengan sel bakteri anaerob yang kecil. Hipotesis ini dikenal dengan teori endosimbiotik.


Teori Endosimbion

Teori ini bermakna bahwa ”Sel tunggal yang kompleks berevolusi dari dua atau lebih sel yang lebih sederhana, hidup simbiotik dengan sel inangnya”. Dengan kata lain bahwa makhluk hidup berasal dari dua organisme yang bersimbiosis antara prokaryotik dan eukaryotik yang berkembang secara evolusi.


D. Evolusi Tumbuhan

  • Evolusi tumbuhan didasarkan atas dugaan bergabungnya endosimbion terutama Cyanobacteria.
  • Dengan demikian diperkirakan bahwa nenek moyang tumbuhan merupakan konversi organisme eukaryotik heterotrof.
  • Para ilmuan berpendapat bahwa tumbuhan berasal dari Flagellata, misalnya Euglena dan Volvox. Dengan menghilangnya flagel dan berkembangnya klorofil terbentuklah tumbuhan yang selanjutnya berkembang menjadi alga bersel satu. Alga tersebut kemudian berkembang menjadi alga bersel banyak.

Video 1

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=rt9z-u4ztFo

Video 2

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=SPnDXQg1ZUQ

DOWNLOAD MATERI