ANIMALIA (MATERI)

Kingdom animalia adalah salah satu kingdom yang memiliki anggota berbagai jenis hewan sampai manusia. 

Ciri-ciri Animalia 

Ciri-ciri Animalia adalah sebagai berikut 

tubuh bersifat multisel; 
selnya memiliki membrane inti (eukariotik);
tidak memiliki dinding sel; 
tidak memiliki kloroplast;
tidak dapat berfotosintesis; 
bersifat heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri);
memiliki jaringan saraf dan jaringan otot sehingga bisa aktif bergerak (bersifat motil);
memiliki kemampuan yang tanggap terhadap rangsangan. 

Pengelompokan Animalia

Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang atau tulang punggung (vertebrae), hewan dikelompokkan:
hewan invertebrata (tidak memiliki tulang punggung);
hewan vertebrata (memiliki tulang punggung/vertebra);
Berdasarkan rangka tubuhnya, hewan dibedakan:
hewan eksoskeleton, memiliki rangka luar, misalnya kepiting;  
hewan endoskeleton, memiliki rangka dalam, misalnya kambing.
Berdasarkan makanannya, hewan dibedakan:
hewan herbivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan, misalnya rusa;
hewan karnivora, yaitu hewan pemakan daging, misalnya harimau;
hewan omnivore, yaitu hewan pemakan tumbuhan dan daging, misalnya kera.
Berdasarkan cara reproduksinya, hewan dikelompokkan
hewan vivivar, yaitu hewan bertelur, misalnya ayam;
hewan ovivar, yaitu hewan yang melahirkan, misalnya kucing;
hewan ovovivivar, yaitu hewan yang bertelur dan melahirkan, misalnya hiu. 
Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dibedakan atas:
hewan yang asimetris (tidak simetris), misalnya ikan belah ilat;
hewan yang bilateral simetris (bersimetri 2), misalnya katak;
hewan yang radial simetris (bersimetri banyak), misalnya bintang laut.

 
Gambar simetri tubuh hewan (Sumber: biogenblog.blogspot.com
A. bilateral simetri
B. radial simetri
C. asimetri 

Berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh, hewan dibedakan atas hewan selomata  (memiliki rongga tubuh), misalnya ikan dan hewan aselomata (tidak memiliki rongga tubuh), misalnya cacing pipih.

Berdasarkan lapisan penyusun tubuhnya, hewan dibedakan atas: 
  • hewan diploblastik, memiliki 2 lapis tubuh, yaitu lapisan  ectoderm (luar) dan endoderm (dalam), misalnya pada cnidaria;
  • hewan triploblastik, memiliki 3 lapis tubuh, yaitu lapisan  ectoderm (luar), mesoderm (tengah) dan endoderm (dalam), terdapat pada sebagian besar hewan, termasuk manusia.

INVERTEBRATA

Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang punggung  atau tulang belakang.  Sebagian hewan Invertebrata memiliki eksoskeleton (rangka luar). Hewan yang termasuk invertebrata dikelompokkan menjadi 8 filum yaitu:

filum porifera (hewan berpori), misalnya spons;
filum echinodhermata (hewan berongga), misalnya, ubur-ubur; 
filum platyhelminthes (cacing pipih), misalnya cacing pita;
filum nemathelminthes (cacing tambang), misalnya cacing kremi; 
filum annelida (cacing gelang), misalnya cacing tanah; 
filum mollusca (hewan bertubuh lunak), misalnya siput;
filum arthropoda (hewan berbuku-buku atau beruas-ruas), misalnya jangkrik;
filum echinodhermata (hewan berkulit duri), misalnya bintang laut.

1.  FILUM PORIFERA (HEWAN BERPORI)

 

Gambar animasi porifera dalam film spongbob (sumber: http://sumiana16.blogspot.com)
 
Gambar Porifera (sumber: http://www.okc.cc.ok.)

Divinisi porifera 
Porifera berasal dari kata porus yaiitu kecil dan faro yaitu membawa.  Porifera adalah hewan yang tubuhnya memiliki banyak pori atau lubang-lubang kecil.

Struktur tubuh porifera 
 
Gambar struktur tubuh porifera
Sumber : http://www.mun.ca/biology/scarr/Porifera.htm

Bagian-bagian tubuh porifera
Bagian-bagian tubuh porifera meliputi terdiri atas beberapa bagian, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, lapisan dalam, osculum, dan spikula. 

Lapisan terluar atau epidermis (lapisan luar) yang tersusun atas sel epitel pipih yang disebut pinakosit.  Beberapa pinakosit membentuk lubang-lubang kecil atau pori (ostium) yang salurannya dilapisi oleh porosit (berungsi sebagai pengendali membukan dan menutupnya pori (ostium). Lapisan tengah (mesoglea), mengandung 2 macam sel, yaitu: sel amobosit, berfungsi mengangkut zat makanan dan zat sisa metabolisme antar sel; sel skloroblast, berbungsi membentuk spikula.  Spikula adalah rangka porifera yang berupa duri-duri yang yang berfungi sebagai penguat  dinding porifera dan sel arkeosit, merupakan sel ameboid embrional yang tumpul dan dapat membentuk sel-sel reproduktif.  

Lapisan dalam (Endodermis) terdiri dari sel leher atau koanosit yang berflagel, berfungsi untuk mencerna makanan. Osculum, merupakan lubang besar pada bagian ujung porifera untuk pengeluaran zat sisa. Spikula adalah rangka porifera yang berupa duri-duri yang yang berfungi sebagai penguat  dinding porifera.

Ciri-ciri porifera 
Ciri ciri porifera adalah sebagai berikut:
  • habitat porifera adalah di laut.  Saat dewasa melekat di dasar perairan, sedangkan saat larva berenang bebas;
  • bentuk tubuh bermacam-macam, antara lain menyerupai piala, jambangan, terompet, atau bercabang-cabang menyerupai tumbuhan; 
  • simetri tubuh porifera adalah radial;
  • tubuh terdiri atas 2 lapis jaringan, yaitu lapisan ectodermis, dan endodermis.  Antara ectodermis dan endodermis dibatasi oleh lapisan mesoglea; 
  • respirasi dengan permukaan tubuh melalui sel koanosit; 
  • ekskresi dengan permukaan tubuh; 
  • sstem saraf belum dimiliki oleh porifera; 
  • sistem peredaran darah belum dimiliki oleh porifera; 
  • sistem pencernaan, masih belum sempurna, pencernaan berlangsung secara intraseluler.  Urutan pencernaan makanan porifera yaitu: air – masuk ke pori-pori tubuh (ostium) – makanan ditangkap oleh sel leher dan dicerna dalam vacuola makanan – sari makanan diangkut ke seluruh tubuh oleh sel amebosit – sisa makanan dikeluarkan oleh sel leher ke dalam spongocoel – diteruskan dan dikeluarkan melalui oskulum. Makanan porifera berupa plankton 
  • reproduksi porifera secara aseksual dan seksual, jenis kelamin adalah monoecis atau hermaprodit (berkelamin ganda). Reproduksi secara aseksual  dengan kuncup atau tunas (budding).  Saat kondisi lingkungan tidak memungkinkan, misalnya jika porifera pecah maka akan terbentuk butir benih atau kuncup dalam (gemmullae) yang kemudian akan tumbuh menjadi individu baru. 
Gambar bagan metagenesis/pergiliran keturunan porifera  Sumber: (koleksi penyusun)

Klasifikasi Poeifera 
Berdasarkan penglompokan kelasnya, porifera dikelompokkan menjadi 4 Kelas sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

No

Kelas

Ciri

Contoh

1.

Calcarea

 

Memiliki spikula dari zat kapur (CaCO3)dan hidup di laut dangkal

Sycon sp; Clathrina sp;

Leucosolenia sp;

Grantia sp;

Scypha sp;

2.

Hexatinellida

 

Memiliki spikula dari zat kersik  (H2SiO3)dan hidup di laut dalam

Pheronema sp; Euplectella sp;

Hyalonema sp.

3.

Demospongia

 

Memiliki spikula dari serabut spongin dari campuran spikula dan zat kersik.

Spongilla sp; Euspongia, sp;

Cliona sp;

Microciona sp;

Callyspongia sp; Phyllospongia sp.


Berdasrakan sistem saluran air yang terdapat pada tubuhnya porifera, dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu 
  1. tipe ascon, merupakan tipe saluran air yang lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran lurus langsung ke spongocoel, terdapat pada Leucosolenia sp;
  2. tipe sycon, merupakan tipe saluran air yang lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga-rongga yang berhubungan langsung dengan  spongocoel, terdapat pada Scypha sp;
  3. tipe rhagon/leucon, merupakan tipe saluran air yang lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubungan langsung dengan  spongocoel, terdapat pada Spongilla  sp.
 
Gambar tipe saluran air pada porifera (sumber: http://sumiana16.blogspot.com)
A. Tipe ascon
B. Tipe sycon
C. Tipe leucon

Peranan porifera dalam kehidupan 
Porifera dalam kehidupan manusia khususnya jenis demospongia dapat digunakan untuk membuat kain lap, pel, bahan pengosok, dan pembersih, kerena memiliki daya serap yang tinggi.


2. FILUM COELENTERATA  (HEWAN BERONGGA)

Gambar hewan coelenterate

Coelenterata berasal dari kata koilos = rongga dan enteron = usus.  Coelenterata adalah hewan yang berongga, dimana rongganya berfungsi sebagai usus (alat pencernaan) usus dan pembuluh untuk mengangkut sari-sari makanan. 
 
Struktur tubuh  Coelenterata                                                                                         
Tubuh coelenterata memiliki struktur yang berongga sebagaimana disajikan pada gambar Hydra sp berikut   
  

Struktur tubuh Hydra dan bagian-bagiannya  (Sumber: biologycorner.com)

Bagian-bagian tubuh coelenterata
Coelenterata memiliki bagian bagian tubuh sebagai berikut:
  1. mulut (hypostom), untuk menelan makanan; 
  2. tentakel, terdapat pada bagian mulut, sebagai alat keseimbangan dan alat untuk menangkap mangsa;
  3. rongga gastrovaskuler, merupakan rongga yang berfungsi sebagai usus (alat pencernaan) dan mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh;
  4. nematokist, merupakan sel yang menghasikan racun hipnotoksin untuk melumpuhkan mangsa;
  5. kaki cakram (pedal disc) merupakan bagian yang berfungsi untuk melekat pada substrat (terdapat pada coelenterate saat berbentuk polyp);
  6. sel gastrodermis, merupakan sel yang berfungsi mencerna makanan secara internal;
  7. vacuola makanan, merupakan gembungan atau rongga  yang terdapat pada sel gastrodermis tempat mencerna makanan. 
Ciri-Ciri Coelenterata
Ciri ciri tubuh coelenterata adalah sebagai berikut:
  • habitat coelenterata sebagian besar adalah di air laut dan beberapa jenis di air  tawar.  Saat larva melekat di dasar perairan, sedangkan saat dewasa berenang bebas, namun ada bebeberapa jenis yang melekat pada substrat;
  • bentuk tubuh bermacam-macam, antara lain menyerupai polyp dan medusa (mangkuk);
  • simetri tubuh coelenterata adalah radial; 
  • tubuh terdiri atas 2 lapis jaringan, yaitu lapisan ektodermis/epidermis, dan endodermis atau gastrodermis (lapisan dalam).  Di antara kedua lapisan tersebut dibatasi oleh mesoglea;
  • respirasi dilakukan dengan permukaan tubuh;
  • ekskresi dilakukan dengan permukaan tubuh;
  • sistem saraf masih bersifat primitif, yaitu terdiri atas anyaman sel saraf yang tersebar secara difus;
  • alat indera berupa tentakel (alat keseimbangan), oselus untuk membedakan gelap dan terang, dan celah olfactrius (indera pembau);
  • alat pertahanan tubuh berupa nematosit untuk melumpuhkan mangsa;
  • sistem peredaran darah belum dimiliki oleh Coelenterata.  Untuk mengedarkan makanan dilakukan melalui rongga gastroaskuler;
  • sistem pencernaan, masih sangat sederhana yaitu pada rongga pencernaan (rongga gastrovaskuler) yang juga berfungsi sebagai alat peredaran.  Urutan pencernaan makanan Coelenterata yaitu: makanan ditangkap oleh tentakel yang terdapat pada mulut dan masuk ke mulut – menuju rongga gastrovaskuler– sari makanan diangkut ke seluruh tubuh – sisa makanan dikeluarkan melalui mulut (karena hewan ini tidak memiliki anus);
  • makanan Coelenterata berupa plankton, ikan dan udang kecil.
  • reproduksi Coelenterata sebagain besar terjadi secara seksual, namun beberapa jenis dapat bereproduksi secara aseksual yaitu dengan kuncup.
Klasifikasi Coelenterata
Coelenterata dikelompokkan menjadi 4 Kelas, yaitu:

Kelas

Ciri

Contoh

Kelas

Hydrozoa

¨    Bentuk tubuhnya  hydra berupa polyp, yaitu berupa silinder yang dapat dijulurkan memanjang dan memendek.  Ukuran tubuh 1 – 3 mm dengan warna putih.  Pada obelia berupa medusa saat larva dan polyp saat dewasa.

¨    Hydra hidup di air tawar, sedangkan obelia di air laut, melekat pada daun atau batang tanaman air

¨    Sebagian besar hidup berkoloni, namun beberapa jenis hidup soliter (menyendiri)

¨    Hydra sp

¨    Obelia sp

Kelas

Scyphozoa

¨    Bentuk tubuhnya  menyerupai mangkuk atau cawan dengan tubuh transparan (skyphos = mangkuk; zoon = hewan)

¨    Semuanya hidup di laut dan saat dewasa melekat pada substrat

¨    Bentuk tubuh polyp saat muda dan medusa saat dewasa.

¨    Sebagian saat muda berkoloni, saat dewasa  soliter (menyendiri)

Aurelia aurita (ubur-ubur)

 

Kelas

Anthozoa

¨    Bentuk tubuhnya  menyerupai bunga (anthos = bunga; zoon = hewan)

¨    Karang laut menghasilkan rangka tubuh dari zat kapur (CaCO3) yang  sekresikan oleh lapisan epidermis.

¨    Semuanya hidup di laut dan saat dewasa melekat pada substrat

¨    Sebagian besar hidup berkoloni, namun beberapa jenis hidup soliter (menyendiri)

*   Anemon laut (Anthopleura sp)

*   Batu karang (Acropora sp)

*   Stylophora mordax

*   Leptoria tenulis

*   Metridium marginatum

Metagenesis (pergiliran keturunan) c
a.  Metagenesis obelia

Gambar skema metagenesis obelia (Sumber: Koleksi penyusun)

b.  Metagenesis ubur-ubur (Aurelia aurita)
       


Gambar bagan metagenesis Aurelia urita / ubur-ubur (Sumber: Koleksi penyusun)
 
Gambar bagan metagenesis Aurelia urita / ubur-ubur (Sumber: nabilaarifannisa.blogspot.com)

 
Gambar Anemon laut (Sumber: en.wikipedia.org)

Peranan coelenterata dalam kehidupan manusia 
Peranan coelenterata dalam kehidupan manusia adalah sebagai berikut: 
  1. tepung ubur-ubur dapat digunakan untuk bahan kosmetik;
  2. kerangka coelentarata berupa batu karang dapat dijadikan hiasan;
  3. karang pantai yang merupakan kerangka coelenterata berfugsi melindungi pantai dari ombak sehingga mencegah terjadinya erosi di pantai dan sebagai tempat bersembunyinya ikan dan hewan hewan lain dalam mencari makanan;
  4. anemone dengan bentuk tubuh yang indah digunakan sebagai hiasan dan bersama karang laut membentuk taman laut yang indah;
  5. beberapa jenis ubur-ubur dapat menyengat manusia karena memiliki alat sengat yang disebut nematosit;
  6. beberapa jenis karang laut memiliki struktur yang tajam sehingga dapat melukai manusia jika terinjak.



3. FILUM PLATYHELMINTHES  (CACING PIPIH)

Divinisi Platyhelminthes 
Platyhelminthes berasal dari kata platy= pipih dan helminth= cacing.  Platyhelminthes adalah cacing yang tubuhnya pipih. 
 
Ciri-ciri Platyhelminthes
Ciri-ciri platyhelminthes adalah sebagai berikut:
  • habitat platyhelminthes adalah di darat, air tawar, air laut, dan endoparasit dalam tubuh hewan dan manusia;
  • bentuk tubuh pipih, ada yang menyerupai pita dengan segmen-segmen, dan ada yang lunak serta tidak bersegmen;
  • simetri tubuh platyhelminthes adalah bilateral;
  • tubuh terdiri atas 3 lapis jaringan (triploblastik), yaitu lapisan ektodermis/epidermis, mesoderm (lapisan tengah), dan endodermis/gastrodermis (lapisan dalam);  
  • tidak memiliki rongga tubuh (aselomata);
  • respirasi dilakukan dengan permukaan tubuh;
  • ekskresi dilakukan dengan sel api (protonefridia);
  • sistem saraf masih terdiri atas sepasang ganglion (simpul saraf) pada bagian depan (anterior) dan pada dinding saraf yang dihubungkan oleh satu hingga tiga pasang tali saraf.   Sistem saraf platyhelminthes disebut juga system saraf tangga tali;
  • alat indera berupa sepasang bintik mata  yang berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya, terdapat pada  planaria;
  • sistem peredaran darah belum dimiliki oleh platyhelminthes;
  • sistem pencernaan, masih sangat sederhana yaitu  hanya memiliki mulut dan tidak memiliki anus.  Pada cacing pita tidak memiliki mulut dan alat pencernaan;
  • makanan platyhelminthes berupa sari-sari makanan dari tubuh inang, karena sebagian besar platyhelminthes bersifat endoparasit, kecuali planaria;
  • reproduksi platyhelminthes secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif)r,  jenis kelamin platyhelminthes adalah monoecis atau hermaprodit (berkelamin ganda),reproduksi secara aseksual  dengan dengan fragmentasi. Reproduksi secara seksual dengan fertilisasi secara internal (di dalam tubuh);

Klasifikasi Platyhelminthes
Platyhelminthes dikelompokkan menjadi 3 kelas, yaitu:
1. kelas turbellaria (cacing bersilia /berbulu getar contohnya Planaria naculata dengan ciri tubuhnya memiliki cilia/rambut getar yang berfungsi untuk pergerakan, hidup di air tawar dengan ukuran tubuh panjang 2 – 3 cm  dan reproduksi terjadi secara generatif dan vegetatif yaitu secara fragmentasi, yakni jika tubuhnya dipotong, maka potongannya akan tumbuh menjadi satu individu baru;
Gambar struktur tubuh Planaria naculata (Sumber: allthesciences.blogspot.com)

 

 Gambar fragmentasi pada planaria (Sumber: rzuser.uni-heidelberg.de)

2. kelas trematoda (cacing isap) dengan ciri tubuhnya memiliki alat isap  (Sucker) yang dilengkapi dengan kait untuk melekat pada inangnya.  cacing yang termasuk anggota kelas Trematoda antara lain
    •  Fasciola hepatica (cacing hati)
    •  Clonorchis sinensis
    •  Schistosoma japonicum 
    •  Paragonimus westermani
 
Gambar struktur tubuh Fasciola hepatica (cacing hati) (Sumber: snd-inf.blogspot.com)
 
Gambar daur hidup Fasciola hepatica (cacing hati) (Sumber: budisma.web.id)

3. kelas cestoda (cacing pita) dengan ciri khas hewan ini adalah tubuhnya pipih dilapisi kutikula dan terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid.  Ukuran proglotid semakin ke arah belakang (posterior) semakin besar.  Setiap proglotid memiliki alat reproduksi  (ovarium dan testis).  Jika proglotid  terlepas dari rangkaiannya, maka dapat tumbuh menjadi individu baru.  Cacing ini tidak memiliki saluran pencernaan.  Makanan diperoleh dengan cara menyerap langsung dari inangnya.  Cacing yang termasuk anggota kelas cestoda antara lain:
    • Taenia solium (cacing pita babi)
    • Taenia saginata (cacing pita sapi)
    • Diphyllobothrium latum 
    • Echinococcus granulosos 
    • Hymnelopsis nana

Gambar struktur tubuh Taenia solium (cacing pita pada babi) (Sumber: marlin.ac.uk)
 
Gambar daur hidup Taenia solium (cacing pita pada babi) (Sumber: saonone.blogspot.com)

Peranan Platyhelminthes dalam kehidupan
Peranan platyhelminthes dalam kehidupan manusia pada umumnya bersifat merugikan karena bersifat endoparasit  dalam tubuh hewan dan manusia seperti cacing pita dan cating hati, namun tidak semmua platyhelminthes bersifat merugikan seperti planaria dapat dijadikan indicator kebersihan suatu perairan.


4. FILUM NAMATHELMINTHES  (CACING TAMBANG)
Nemathelminthes berasal dari kata “nematos” yang artinya benang dan “helminthes”  yang berarti cacing. Sehingga cacing ini biasa disebut dengan cacing benang. Selain itu, cacing ini sering disebut juga dengan cacing gilig karena cacing ini tidak terbagi menjadi segmen-segmen dan dengan bentuk tubuh yang silindris. Cacing ini sudah mempunyai saluran pencernaan yang lengkap dan permanen. 

Semua memathelminthes (cacing gilig/ cacing benang) tidak melakukan perkembangbiakan aseksual. Jadi, perkembangbiakannya dilakukan secara seksual. Alat kelamin jantan dan betina terpisah (dioecius). Cacing betina umumnya berukuran lebih besar daripada cacing jantan. Betina dan jantan juga dapat dibedakan dari ekornya. Pada cacing jantan, bagian ekornya (posterior), di dekat lubang anus, terdapat tonjolan yang disebut penial setae yang digunakan untuk kopulasi, sedangkan pada betina tidak ada.

Pengelompokkan Nemathelminthes
Nemathelminthes di bagi menjadi 3 kelas yaitu: 
mematoda
nematophora 
acantocephala. 

Berikut merupakan contoh cacing gilig yang hidup parasit dalam tubuh manusia.

1.    Enterobius vermicularis (Cacing Kremi)
Cacing ini berwarna putih, berukuran kecil, dan hidup di usus besar manusia, tepatnya dekat anus. Keberadaan cacing ini sangat mengganggu aktivitas manusia karena menyebabkan rasa gatal. Setelah digunakan untuk menggaruk, tangan harus segera dicuci. Jika tidak segera dicuci, telur cacing yang ikut terbawa di dalam kuku-kuku tangan akan ikut termakan ketika memakan makanan. Cacing tersebut akan masuk dan menetas di dalam perut. Keadaan ini disebut dengan autoinfeksi. Cacing ini sering menyerang anak-anak kecil.

2.    Ascaris lumbricoides (Cacing usus/ cacing perut)
Cacing ini hidup sebagai parasit dalam usus manusia dan sering disebut sebagai cacing usus atau cacing gelang, mempunyai panjang sekitar 20 cm, dengan kedua ujungnya meruncing dan berwarna merah muda. Cacing ini akan mengambil makanan dan mengisap darah penderita cacingan sehingga keadaan orang yang menderita cacingan akan terlihat pucat dan perutnya buncit.
Cacing ini dapat terbawa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang telah tercemar. Telur cacing dapat keluar bersama tinja manusia. Telur cacing yang masuk ke dalam usus akan menetas menjadi larva, kemudian larva akan berkembang menjadi cacing baru. 

Bagaimana cara kita menghindari penyakit cacing ini? Usaha yang dapat kita lakukan adalah makan makanan yang bersih, tertutup rapat, agar terhindar dari lalat dan debu yang mengandung telur cacing. Selain itu, kita harus menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.

3.    Ancylostoma duodenale (Cacing tambang)
Mengapa cacing ini disebut cacing tambang? Pada waktu itu, cacing tersebut banyak menyerang orang-orang yang bekerja di daerah pertambangan yang menginfeksi melalui kulit kaki. Cacing ini hidup di dalam usus manusia yang mempunyai alat kait untuk mencengkeram dan mengisap darah. Daur hidupnya hampir sama dengan cacing perut, hanya telurnya menetas di tempat yang becek. Apabila ada seseorang yang menginjak tanah tersebut, maka larva akan menempel dan menembus kaki kemudian masuk ke peredaran darah, selanjutnya akan mengalami daur hidup seperti cacing perut. Seseorang yang menderita penyakit cacing ini bisa terserang anemia.

4.    Wuchereria bancrofti (Cacing filaria)
entuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang maka disebut  filaria. Cacing ini hidup pada pembuluh limfe di kaki. Jika terlalu banyak jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfe sehingga kaki menjadi membengkak. Cacing ini bisa menyebabkan penyakit kaki gajah. Cacing ini menghasilkan telur yang kemudian akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk, kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini, demikian seterusnya.

Dari contoh di atas ternyata sebagian besar cacing Nemathelminthes (Cacing gilig/ Benang) adalah endoparasit baik pada hewan dan manusia.  Pencegahan penyakit tersebut dapat dicapai dengan cara mempertinggi sanitasi lingkungan dan higiene tubuh untuk memutus daur hidup cacing tersebut.


5. FILUM ANNELIDA (CACING GELANG)

Pengertian 
Annelida berasal dari kata “annelus” yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-gelang atau ruas-ruas, dan “oidus” yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang.  Cacing gelang/ cincin ini mempunyai rongga tubuh sejati dan tubuhnya bersegmen.

Ciri-ciri Annelida
Ciri ciri annelida adalah sebagai berikut:
  • cacing annelida hidup di dalam tanah, air tawar, dan di air laut;
  • hewan ini telah memiliki sistem digesti, saraf, ekskresi, dan reproduksi majemuk, selain itu, hewan ini telah dilengkapi dengan pembuluh yang di dalamnya terdapat darah yang bersirkulasi. 
  • sebagian besar cacing ini menghasilkan larva bersilia yang disebut  larva trokofor;
  • sistem pencernaan sudah sempurna yaitu memiliki mulut, faring, esofagus, tembolok, usus halus, dan anus. sistem ekskresinya menggunakan alat ekskresi  berupa nefridia;
  • respirasinya melalui permukaan tubuh atau insang. Pada tiap-tiap segmen terdapat organ ekskresi, sistem saraf, dan sistem reproduksi;
  • pada cacing yang sudah dewasa akan terjadi penebalan epidermis yang disebut  klitelum yang dapat digunakan untuk kopulasi dan akan menghasilkan kelenjar-kelenjar yang membentuk lapisan lendir sangat kuat untuk membentuk kokon, yaitu tempat/ wadah telur yang telah dibuahi;
  • annelida ini bersifat hemaprodit, tetapi pada saat terjadinya pembuahan harus dilakukan pada dua individu dengan saling memberikan sperma yang disimpan dalam reseptakulum seminis. Setelah selesai terjadinya perkawinan, maka kokon akan lepas dan berisi butir-butir telur yang telah dibuahi.
Gambar Anatomic acing tanah (Sumber: dokterfaizblog.blogspot.com)

Pengelompokan Annelida
Annelida dikelompokkan menjadi 7 kelas, yaitu archiannelida, polychaeta, myzostoma, oligochaeta, hirudinea, echiurida, dan gephyrea

 
Gambar cacing Annelida.
1.    Kelas Polychaeta
Sesuai dengan namanya, kelompok cacing ini berambut banyak. Tiap segmen dilengkapi dengan  parapodia, yaitu semacam kaki yang terdapat pada sisi kanan dan kiri tubuhnya. Kepala dapat terlihat jelas dan bermata. Anggota species cacing jenis ini paling banyak di antara cacing yang lain. Habitat berada di laut.

Pada cacing ini, alat kelamin cacing jantan dan betina sudah dapat dibedakan, larvanya bersilia, dan dapat bergerak bebas yang disebut dengan trokopor. Pada saat musim kawin, bagian tubuh tertentu membentuk  gonad. Pembuahan dapat terjadi di luar tubuh.

Anggota yang terkenal jenis ini adalah cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele). Di negara kita banyak terdapat di daerah Maluku, pada musim tertentu akan muncul di permukaan air laut. Cacing ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan yang mengandung protein tinggi.

2.    Kelas Oligochaeta
Bentuk cacing Oligochaeta berkebalikan dari cacing Polychaeta, yaitu mempunyai sedikit seta/rambut, tidak mempunyai mata dan parapodia. Sebagian besar cacing ini hidup di dalam air tawar atau di darat. Oligochaeta bersifat hermafrodit, tidak berparapodia, dan mempunyai beberapa setae.

Contoh dari kelas oligochaeta adalah, Aelosoma sp., Chaetogaster sp., Rhinodrilus fafneri, Megacolides australis, dan Lumbricus terrestris (cacing tanah).

Cacing tanah mempunyai peranan penting dalam menyuburkan tanah, mengapa? Makanan cacing ini adalah zat-zat organik. Setelah zat-zat sisa organik dimakan cacing, selanjutnya dicerna di dalam usus yang dibantu oleh enzim selulose. Jika cacing mengeluarkan feses, maka akan dikeluarkan di permukaan tanah. Feses tersebut masih banyak mengandung kalium fosfor dan nitrogen sehingga tanah di permukaan menjadi subur, selain itu, cacing tanah ini banyak membuat lubang di dalam tanah sehingga pada tempat tinggalnya terdapat aerasi/pertukaran udara berjalan dengan baik.

3.    Kelas Hirudenea 
Hirudinea hidup di air tawar atau di darat. Kelas ini mempunyai anggota yang hidup parasitis atau predator dan tidak mempunyai parapodia atau setae-setae. Tubuh tersusun dari 33 segmen, 1 buah prostomium, alat pengisap berupa posterior atau anterior, bersifat hermafrodit, dan mempunyai banyak jaringan ikat. Contohnya, Hirudo medicinalis. (lintah).

Lintah merupakan hewan pengisap darah, pada tubuhnya terdapat alat pengisap di kedua ujungnya yang digunakan untuk menempel pada tubuh inangnya. Pada saat mengisap, lintah ini mengeluarkan zat penghilang rasa sakit dan mengeluarkan zat antipembekuan darah sehingga darah korban tidak akan membeku. Setelah kenyang mengisap darah, lintah itu akan menjatuhkan dirinya ke dalam air.


6. FILUM MULLUSCA (HEWAN BERTUBUH LUNAK)
Pengertian
Mollusca berasal dari kata mollis yang artinya lunak. Jadi, mollusca dapat disebut hewan bertubuh lunak. 
Struktur tubuh  mollusca
 
Gambar struktur tubuh Bekicot (Acathina fullica) (Sumber: Encarta Encyclopedia)

Ciri-ciri umum mollusca sebagai berikut: 
  • tubuh lunak, simetri tubuh bilateral dan tubuhnya htidak beruas-ruas;
  • simetri tubuh bilateral;
  • berdasarkan lapisan tubuhnya, Mollusca merupakan hewan triploblastik selomata;
  • memiliki tiga bagian tubuh yang utama, yaitu kaki yang berfungsi sebagai alat gerak; massa visera; tempat terdapatnya organ dalam; dan mantel, yang membentuk rongga berisi cairan tempat lubang insang dan anus;
  • mollusca yang hidup di perairan bernapas menggunakan insang, sedangkan yang hidup di daratan menggunakan rongga mantel berpembuluh darah sebagai pengganti paru-paru;
  • mollusca merupakan hewan heterotrof. Makanan mollusca adalah  hewan kecil lainnya, seperti ganggang, udang, dan Mollusca lainnya. Mollusca makan dengan menggunakan struktur seperti lidah yang memiliki gigi untuk menggerus makanannya. Lidah bergigi ini disebut radula; 
  • habiatat mollusca adalah di laut, air tawar, dan daratan. Akan tetapi, Mollusca paling banyak terdapat di laut;
  • reproduksi mollusca terjadi secara seksual dengan cara fertilisasi internal. Mollusca ada yang berumah satu, yaitu jantan dan betina dalam satu individu. Akan tetapi, ada pula yang berumah dua, yaitu jantan dan betina terpisah;
  • sebagian mollusca tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari zat kapur (kalsium karbonat), berfungsi melindungi organ-organ dalam;
  • tubuh mollusca mempunyai mantel, yaitu lapisan jaringan yang menutupi organ-organ viseral dan membentuk rongga mantel. Pada beberapa jenis mollusca, mantel dapat membentuk cangkok atau rumah. Selain itu, mollusca selalu mempunyai struktur berotot yang disebut “kaki” yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk tiap kelas;
  • tubuh mollusca dapat mengeluarkan lendir untuk membantu berjalan;
  • mollusca dibagi ke dalam lima kelas yaitu: amphineura, gastropoda, scaphopoda, pelecypoda (lamellibranchiata/bivalvia), dan cephalopoda.
Kelas Amphineura
Hewan ini semua hidup di laut dan banyak ditemukan di pantai. Kaki perut Amphineura melekat pada batu-batu. Pada rongga mantelnya terdapat insang. Di bagian dorsal, tubuhnya ditutupi mantel yang dilengkapi dengan 8 kepingan kapur. Kadang-kadang kepingan tersebut dilapisi kitin. Contoh Amphineura yang banyak ditemukan adalah Chiton. Classis Polyplacophora diwakili oleh genus chiton. Chiton dapat ditemukan menempel pada bebatuan di tepi pantai pada saat air laut surut. Chiton merupakan hewan pemakan ganggang. Hewan ini menggunakan radula untuk memotong serta mencerna makanannya.
 Gambar 8.30 Chiton

b Kelas Gastropoda
Gastropoda ini berasal dari bahasa Yunani diantaranya ialah gaster yang memiliki arti perut serta juga podos yang memiliki arti kaki. Gastropoda merupakan kelas mollusca terbesar yang memiliki ciri khas berjalan dengan kaki perut. . Hewan ini terdapat dalam berbagai habitat, baik di laut, di air tawar, maupun di darat. Gastropoda memiliki sistem pencernaan makanan yang lengkap dan mulut yang dilengkapi struktur gigi yang disebut radula. Sebagian besar Gastropoda mempunyai sebuah cangkok (rumah) berbentuk kerucut terpilin (spiral). Cangkang ini berfungsi sebagai pelindung dari gangguan pemangsanya. Akan tetapi, ada juga Gastropoda yang tidak bercangkang, contohnya Kimax.  Contoh gastropoda adalah Acathina fullica (bekicot), dan placobranchus

c. Kelas Scaphopoda
Scaphopoda merupakan hewan yang memiliki cangkok berbentuk taring atau terompet dengan kedua ujungnya terrbuka.  Hewan ini hanya mempunyai anggota kira-kira dua ratus spesies. Scaphopoda hidup di laut pada pantai-pantai yang berlumpur. Cangkoknya berbentuk taring atau terompet dengan kedua ujung yang terbuka. 

Gambar Cangkok pada Scaphopoda


d. Kelas Pelecypoda
 
Pelecypoda adalah Mollusca yang mempunyai kaki berbentuk pipih seperti kapak untuk membuat lubang. Cangkoknya terdiri atas dua bagian yang dihubungkan dengan semacam engsel. Di dalam cangkok terdapat tubuhnya. 

Cangkok atau rumah Pelecypoda terdiri atas tiga lapisan. Lapisan terluar disebut periostrakum dibentuk dari zat kitin, berfungsi sebagai lapisan pelindung. Lapisan kedua disebut lapisan prisma karena tersusun dari kristal-kristal kalsit berbentuk prisma. Lapisan ketiga disebut lapisan nakre atau lapisan induk mutiara yang tersusun dari lapisan-lapisan tipis paralel dari kalsit (karbonat). Di antara kristalkristal kalsit pada lapisan prisma maupun nakre, terdapat bahan organik yang membentuk kerangka tempat terbentuknya kristal tersebut. 
 
Gambar Penampang melintang cangkok dengan mantel

Di antara cangkok dan mantel kadang-kadang masuk benda asing seperti pasir. Butir pasir menjadi inti untuk pembentukan butir mutiara. Hanya jenis-jenis tertentu yang dapat menghasilkan mutiara berkualitas tinggi, yaitu tiram mutiara (Pinctada margaritifera) dan Picntada mertensi. Kedua spesies ini merupakan penghuni laut bersuhu panas di daerah Pasifik, termasuk di Indonesia Bagian Timur. Mutiara juga dapat dihasilkan dengan cara memasukkan inti mutiara di antara mantel dan lapisan nakre.

e. Kelas Cephalopoda
 
Gambar Cumi-cumi (Sumber: blog.uad.ac.id)

Cephalopoda berasal dari kata cephalo yang artinya kepala dan podos yang artinya kaki. Cephalopoda adalah hewan yang memiliki tentakel di bagian kepala, sehingga hewan ini disebut memiliki kaki di kepala.  Contoh hewan ini adalah Cumi-cumi dan gurita   Cumi-cumi memiliki rangka dalam tubuhnya dihasilkan dari zat hasil sekresi internal oleh mantel. pada gurita tidak memiliki rangka sama sekali. Cumi-cumi dan gurita merupakan makanan laut yang digemari manusia.
 
Gambar cumi-cumi terbesar (sumber: http://www.aneh-unik.com/)
 
Gambar Gurita (Sumber: xfile-enigma.blogspot.com)




8.  FILUM ECHINODHERMATA (HEWAN BERKULIT DURI)
Divinisi Echinodhermata 
Echinodhermata berasal dari kata echinos = duri dan dermal = kulit.  Echinodhermata adalah hewan yang kulitnya berduri.  Kulit echinodhermata terdiri atas lempeng-lempeng kapur dengan duri-duri kecil pada permukaannya.

 
Gambar berbagai jenis Echinodhermata (Sumber: anis-cilik.blogspot.com)

Struktur tubuh Echinodhermata
 
Gambar Struktur tubuh bintang laut (Sumber : biologigonz.blogspot.com)

Ciri-ciri echinodhermata adalah sebagai berikut:
  • habitat Echinodhermata semuanya hidup di air laut;
  • bentuk tubuh pipih, ada yang menyerupai pita dengan segmen-segmen, dan ada yang lunak serta tidak bersegmen;
  • simetri tubuh Echinodhermata adalah radial;
  • tubuh terdiri atas 3 lapis jaringan (triploblastik), yaitu lapisan ektodermis/epidermis, mesoderm (lapisan tengah), dan endodermis/gastrodermis (lapisan dalam);
  • memiliki rongga tubuh (selomata);
  • respirasi dilakukan dengan permukaan tubuh;
  • ekskresi dilakukan dengan sel api (protonefridia);
  • sistem saraf berupa cincin saraf yang bercabang-cabang ke arah radial;
  • alat indera berupa sepasang bintik mata  yang berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya, terdapat pada  planaria;
  • sistem peredaran darah belum dimiliki oleh Echinodhermata;
  • sistem pencernaan, terdiri atas mulut - kerongkongan pendek - perut  -  usus – anus namun pada kelas Ophiuroidea tidak memiliki anus;
  • makanan echinodhermata berupa sampah, kerang, dan beberapa jenis hewan-hewan laut lainnya;
  • reproduksi echinodhermata secara seksual dan aseksual. Jenis kelamin Echinodhermata adalah monoecis atau hermaprodit (berkelamin ganda). Reproduksi secara aseksual  dengan dengan fragmentasi.  Reproduksi secara seksual dengan fertilisasi secara internal (di dalam tubuh).
Klasifikasi Echinodhermata
Echinodhermata dikelompokkan menjadi 5 Kelas, yaitu:
1. kelas  asteroidea (bintang laut);
2. kelas  echinoidea (landak laut);
3. kelas  ophiuroidea (bintang ular laut);
4. kelas  crinoidea (lilia laut);
5. kelas  holothuroidea  (teripang);

1. Kelas  Asteroidea (Bintang laut)
Ciri khas kelas Asteroidea adalah sebagai berikut:
  • tubuh terdiri dari cakram sentral dengan lima lengan, sehingga disebut juga bintang laut;
  • ttubuhnya dapat dibedakan sisi oral (sisi bawah) di mana terdapat mulut dan sisi aboral (sisi atas) di mana terdapat anus;
  • sisi aboral tertutup oleh duri-duri dan terdapat lubang madreporit.
Gambar struktur tubuh bintang laut (Sumber: Zoologi Dasar, 1989 )

Contoh anggota kelas asteroidea adalah sebagai berikut:
  • Asterias forberi (bintang laut merah);
  • Lincia sp (bintang laut biru);
  • Cullitin sp.

2. Kelas  Echinoidea (Landak laut)
Ciri khas kelas echinoidea adalah sebagai berikut:
  • memiliki bentuk tubuh bundar, agak pipih, tanpa lengan;
  • memiliki duri-duri pada tubuhnya dapat digerakkan bagian pangkalnya; 
  • memiliki tabung di bagian sisi oral tubuhnya,  terdapat tabung- tabung telapak yang berfungsi untuk bergerak;
  • respirasi dengan branki dermal yang  berjumlah lima pasang; 
  • memiliki 5 pasang papan kapur papan genital di sisi aboral tubuhnya terdapat satu di antaranya merupakan madreporit.
Gambar struktur tubuh landak laut  (Sumber: Zoologi Dasar, 1989 )

Contoh anggota kelas echinoidea adalah sebagai berikut:
  • Diodema setosum (bulu babi jarum);
  • Echinos esculentus (bulu babi duri pendek);
  • Echinos eiscus (bulu babi berbentuk cakram);
  • Echinos cardium (bulu babi berbantuk jantung);
  • Tripneustes gratilia ;
  • Heterocentrotus mammillatus; 
  • Arbacia punctulata.

3. Kelas  Ophiuroidea (Bintang ular laut)
Ciri khas kelas Ophiroidea adalah sebagai berikut:
  • ophiuroidea memiliki bentuk tubuh seperti bintang laut, dengan lengannya lebih panjang dan lentur;
  • dibagian ventral terdapat mulut dan tidak memiliki anus.; 
  • hidup di sela-sela batu karang dan aktif pada malam hari;
  • memiliki papan madreporit ada di sisi bawah tubuhnya.
 

Gambar bintang ular laut (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Ophiuroidea)

Contoh anggota kelas ophiuroidea adalah sebagai berikut:
  •  Ophioplocus sp 
  •  Ophiothrix sp 
  •  Gorgonocephalus sp 
4. Kelas  Crinoidea (Lilia laut)
Ciri khas kelas Crinoidea adalah sebagai berikut:
  • memiliki bentuk tubuh seperti tumbuhan;
  • hidup melekat di suatu tempat, tapi ada juga yang dapat berpindah tempat;
  • tubuhnya memiliki semacam akar untuk melekatkan diri pada suatu tempat yang disebut cirri; 
  • crinoidea yang dapat berenang bebas tidak memiliki cirri; 
  • mulutnya terdapat di ujung tubuh, dikelilingi lengan/tentakel; 
  • hewan ini pemakan plankton;
  • pada ujung lengannya terdapat gonade;  
  • hewan ini mengalami fertilisasi internal di mana zigot berkembang dalam tubuh. 

Struktur lilia laut
 

Gambar Lilia Laut Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Lili_laut

Contoh anggota kelas crinoidea adalah sebagai berikut:
  •  Antendon sp 
  •  Metacrinus sp 
  •  Holopus sp  (lilia laut tak bertangkai)
  •  Ptilocrinus pinnatus (Lilia laut dengan 5 lengan)

5. Kelas  Holothuroidea  (Teripang)

Ciri khas kelas holothuroidea adalah sebagai berikut:
  • memiliki tubuh lunak berbentuk seperti kantung memanjang;
  • dalam tubuhnya terdapat papanpapan berkapur;
  • pada bagian ujung anterior terdapat mulut yang dikelilingi oleh tentakel bercabang-cabang;
  • pada baigan posterio terdapat anus;
  • jenis kelamin terpisah yang jantan dan betina, namun ada yang hermaprodit. Larva mentimun laut dapat berenang bebas, ketika dewasa berada di dasar laut.

Struktur teripang 


 
Gambar Teripang Sumber: https://news.unair.ac.id/2019/12/03/

Contoh anggota kelas  Holothuroidea adalah sebagai berikut:
  •  Holothuria atra
  •  Stichopus sp 
  •  Bathylotes sp 
  •  Cucumaria sp 
  •  Psolus sp 
Peranan echinodhermata dalam kehidupan 
Peranan echinodhermata dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
dapat dijadikan bahan makanan, misalnya kerupuk teripang;
sebagai hiasan, misalnya bintang laut;
sebagai pembersih pantai, karena memakan sampah dan bangkai hewan di laut;
bulu babi dengan duri yang tajam dapat melukai manusia jika terinjak.  

SUMBER:
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1990. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Campbell, A. Neil. 1994. Biology jilid 1, 2, 3 (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Subardi, Nuryani, Pramono S. 2009.  Biologi SMA dan MA Kelas X.  Departemen Pendidikan Nasional.  Jakarta

Yani R, dkk. 2009.  Biologi SMA dan MA Kelas X.  Departemen Pendidikan Nasional.  Jakarta